Chanelmuslim.com – Kapan waktu yang tepat mengajarkan anak berpuasa? Ustadz Alvien Sasmita dalam tausiyah bersama wali santri Kampung Sahabat Bogor, Jumat (3/6) mengutarakan bahwa tidak ada patokan yang baku, setiap anak akan berbeda kesiapannya.
Lebih lanjut Ustadz Alvien menerangkan bahwa ada hadits yang mengatakan bahwa ketika anak sudah dapat membedakan tangan kanan dan kirinya, maka ia telah siap belajar puasa, namun hadits ini dhaif. Kita tidak dapat mengambil hadits ini sebagai acuan sunnah. Tetapi jika ingin melakukan secara pribadi, maka tidak mengapa asal tidak menyebutkan bahwa hal itu berdasarkan hadits Nabi.
Ukuran kesiapan anak tentu berbeda-beda, antara anak dikeluarga A dan keluarga B. Orang tuanya tentu dapat memahami dan mengenal bagaimana tahapan perkembangan anak-anaknya dan kesiapannya. Kapan anak siap berpuasa tentu dari sejak dini orang tua dapat memberikan pengetahuan terlebih dahulu tentang puasa Ramadan dan segala kekhususannya.
Hadits yang mengatakan tentang anak-anak yang berpuasa dikisahkan oleh salah seorang sahabat Nabi Rubayyi’ binti Mu’awwidz; dia berkata, “Rasulullah mengutus untuk mengumumkan pada pagi hari asyura’ di wilayah kaum Anshar yang berada di sekitar kota Madinah.
?? ??? ???? ????? ?????? ???? ??? ??? ???? ????? ?????? ???? ????
‘Barang siapa yang pagi hari ini berpuasa, hendaklah menyelesaikannya. Barang siapa yang tidak berpuasa, hendaknya menahan (makan dan minum) sampai malam.’
Setelah adanya pengumuman itu, kami berpuasa dan mengajak anak-anak untuk melaksanakan puasa. Kami juga mengajak mereka ke masjid dan memberikan mereka mainan dari kulit (wol). Jika mereka menangis karena lapar, kami menyodorkan mainan sampai waktu berbuka puasa tiba.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadits tersebut ada beberapa poin yang dapat kita ambil.
1. Para sahabat telah mengajarkan puasa pada anak-anaknya. Saat itu adalah puasa sunnah. Hal ini menunjukkan pendidikan yang dilakukan para sahabat terhadap anak-anak terkait puasa.
2. Pentingnya komunitas atau lingkungan. Dalam hadits disebutkan para sahabat mengajak anak-anaknya ke mesjid. Bersama komunitas atau lingkungan yang baik yang sama-sama berpuasa akan timbul semangat dan motivasi kebaikan.
3. Mengajak bermain. Ketika anak-anak berpuasa perhatiannya mungkin akan sering memikirkan waktu berbuka. Para sahabat mengajak bermain dengan kulit/wol/perca untuk mengalihkan perhatian, membuat permainan. Umumnya ada titik-titik kritis saat anak berpuasa dan mulai merasa lapar dan bosan, biasanya di jam 10 pagi dan jam 4 sore. Sebaiknya orang tua menyiapkan kegiatan atau mengajak bermain yang akan membuat anak teralihkan pada kegiatan yang membuatnya asik. Tetapi sebaiknya jangan dengan bermain games yang ada di gadget.
4. Ketika anak menangis dan meminta berbuka, sementara permainan tidak membuatnya senang, maka berikanlah makanan. Anak-anak dalam usia taklif belum wajib berpuasa sehingga tidak mengapa berbuka. Pahala puasa bagi anak-anak adalah untuk orang tuanya.
Jika kita ingin memberikan reward pada anak untuk memotivasinya dalam berpuasa dibolehkan. Pemberian reward seperti dengan mainan atau makanan atau hal lain, harus diiringi dengan motivasi internal (penanaman iman). Hati-hati pemberian reward yang tidak diiringi dengan penanaman iman, sehingga tidak terbentuk motivasi internalnya. Anak yang sudah terbentuk motivasi internalnya, akan melakukan ibadah dengan kemauan sendiri dan biasanya sudah tidak tertarik dengan reward yang diberikan.
Untuk motivasi internal, sampaikanlah dengan bahasa yang dapat dipahami anak tentang keutamaan puasa, bulan Ramadan, balasan surga dan segala kebaikan. (w)