GRAVITASI itu tidak gratis, tausiyah ini dijelaskan oleh Ustaz Arafat. Kita sering membahas betapa mahalnya harga oksigen yang dibutuhkan sehari-hari untuk bernapas.
Jika manusia sama sekali tidak bisa mendapat oksigen dari udara bebas, maka ia harus membayar dengan harga standar yang disediakan rumah sakit sebesar Rp14 Milyar perbulan!
Alhamdulillah, Allah sediakan oksigen bagi manusia gratis. Tetapi apakah hanya oksigen nikmat Allah yang tidak ternilai tersebut? Benarkah?
Mari kita menghitung nikmat yang selama ini begitu tersembunyi, yaitu Gravitasi.
Anggap saja kita membeli sebuah rumah yang berdiri di atas sebidang tanah. Lalu dengan bangganya kita sesumbar, “Rumah ini murni saya dapatkan karena hasil jerih payah saya!”
Tunggu dulu, yang kita beli hanya tanah dan bangunannya saja. Sedangkan di atas tanah itu Allah tanamkan gaya gravitasi yang sangat vital, dan gratis.
baca juga: Mukjizat Gravitasi dalam Al-Quran
Gravitasi itu Tidak Gratis
Seandainya di dalam rumah itu Allah angkat nikmat gravitasi, apalah gunanya rumah tersebut walau berharga mahal.
Bayangkan seluruh benda di dalam rumah tak bisa menapak tanah.
Kita tidak bisa duduk di kursi, tidur di atas kasur, bahkan kebutuhan buang air di toilet mustahil dilakukan karena air dalam bak mandi berhamburan ke atas.
Begitu kita masuk ke dalam rumah kita sendiri, wajah kita akan membengkak. Sebab gravitasi lah yang menekan cairan di tubuh kita ke arah kaki.
Tanpa gravitasi, seluruh cairan tubuh akan naik dan berkumpul di kepala, yang akan menyebabkan wajah kita membengkak. Tulang dan persendian kita tidak memiliki tekanan.
Jantung, otot, dan organ-organ tubuh akan bekerja secara tidak normal. Luka tidak bisa sembuh seperti biasa. Hal yang paling kita inginkan saat itu adalah keluar dari rumah kita sendiri!
Begitulah yang diprediksi BBC dalam artikelnya: “What would happen to you if gravity stopped working?”
Oleh karena itu, pantaskah membanggakan diri dengan rumah yang kita tempati? Padahal unsur termahal dari rumah tersebut belum kita bayar satu sen pun kepada Allah.
Sadarilah semua yang kita miliki teramat sedikit bandingannya dengan anugerah yang Allah titipkan kepada kita. Sudah saatnya kita perbanyak syukur kepada Allah.[ind]
Sumber: semangatsubuh