EKSPERIMEN Al-Razi saat mendirikan rumah sakit ini menimbulkan decak kagum orang-orang di sekitarnya. Apa yang dilakukan Abu Bakar bin Muhammad Zakaria al-Razi atau yang terkenal dengan nama Abu Bakar al-Razi itu baru pertama kali dilakukan pada masa itu.
Salah satu eksperimen yang ia lakukan adalah menggantungkan daging di beberapa sudut kota dalam jangka waktu tertentu.
Setelah beberapa lama, daging tersebut dibiarkan tergantung, ada dua kemungkinan yang terjadi.
Jika daging tersebut berbau busuk berarti tempatnya tidak bersih karena udaranya banyak mengandung berbagai macam bakteri (kuman).
Jika dagingnya tidak berbau busuk berarti tempatnya bersih dan nyaman karena udaranya tidak banyak mengandung bakteri.
Eksperimen tersebut ia gunakan untuk menentukan tempat yang layak dijadikan sebagai rumah sakit. Karena udara yang bersih dapat membantu terapi kepada pasien yang dirawat.
Pada masa itu, eskperimen yang ia lakukan merupakan sebuah terobosan baru bagi perkembangan ilmu kedokteran.
Baca Juga: Ajarkan Pentingnya Mencuci Tangan, Sekolah di Idaho Lakukan Eksperimen Ini
Eksperimen Al-Razi saat Mendirikan Rumah Sakit
Ia lahir sekitar tahun 864 M di suatu kota dekat dengan Teheran (ibukota Iran). Pada masa mudanya, ia senang bermain musik dan bernyanyi, sebagaimana ucapannya yang sangat berkesan adalah:
“Setiap suara merdu yang keluar di antara kumis dan jenggot tidak diajar oleh orang lain.”
Ia sering mengunjungi sahabat-sahabatnya yang sedang sakit, lalu ia beraksi dengan musiknya serta lagunya yang merdu, sampai-sampai mereka melupakan sakit yang dideritanya.
Ia mempunyai kecerdasan yang sangat tinggi melebihi teman-teman sebayanya. Karena kecerdasannya tersebut, dengan sekejap,, ia mampu mendalami ilmu kimia dan kedokteran ketika usianya mencapai 40 tahun, ia membuktikan kepada dunia akan kemampuannya dalam bidang kedokteran.
Setelah menjadi dokter, ia meneliti hal itu, lalu ia menemukan data bahwa perasaan itu berpengaruh besar sekali dalam manusia dan kesehatannya, lalu ia memusatkan perhatian kepada kejiwaan pasien itu.
Dalam hal ini, ia berkata: “Di antara kewajiban dokter ialah memberikan sugesti kepada pasien bahwa kesehatannya baik-baik saja, dan tidak lama ia akan sembuh.
“Kalau ia tidak percaya demikian, kondisi kesehatannya akan mengikuti keadaan jiwanya.”
Ia memberikan petunjuk singkat tentang cara mempercepat kesembuhan, sebagaimana ucapannya:
“Jika dokter itu pandai dan pasiennya taat mengikuti nasihatnya, kondisi kesehatan pasien itu akan mengikuti kejiwaannya.”
Itulah sekelumit kisah kejeniusan al-Razi di bidang kedokteran.[ind]
sumber: Pejuang dan Pemikir Islam dari Masa ke Masa. Hidayatullah Abdul Latif. Iqra Insan Press: 2005.