ChanelMuslim.com – Dakwah digital menjadi salah satu cara yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat. Memanfaatkan sosial media sebagai alat untuk menyebarkan nilai-nilai Islam. Apalagi di situasi pandemi saat ini, dimana orang akan lebih sering mengakses sosial media. Setiap waktu mereka akan berhadapan dengan sosial media.
“Dampak dari sosial media mampu mengubah cara orang berperilaku, cara belanja, cara bersosial, cara belajar, cara meeting, cara ngasuh anak, cara ke dokter.” Begitulah yang diungkapkan oleh Aidil Putra yang akrab disapa Udet, dalam kajian online yang diadakan oleh YKDSM (Yayasan Komunitas Dukung Sahabat Menikah) program DIN 2 (Daurah Ilmu Nikah 2).
Ia melanjutkan, “Efek negatif ada efek positif juga ada. Maka ini kesempatan kita untuk menjadikan sosmed sebagai alat untuk berbuat baik.”
Baca Juga: Adab Muslimah Terhadap Sosial Media
Dakwah Digital: Menjadi Pribadi Cerdas dan Bijak Bersosmed
Udet yang telah berkecimpung dengan dakwah melalui digital marketing, telah beberapa kali memanfaatkan sosial media berupa youtube untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Menurutnya, dengan membuat konten yang berfaedah ia telah berkontribusi dalam memanfaatkan sosial media sebagai alat kebaikan.
Mengutip dari perkataan Buya Yahya, personil grup nasyid HIRO ini mengatakan “Sosial media itu ibaratnya seperti banjir, jika sudah banjir bukan saatnya kita membuat bendungan, tetapi aliran air agar air tidak menggenang.”
Yang bener dan baik itu dipilah-pilih, kita tidak bisa mengelak dari sosial media dan tetap membanjiri. Tapi yang menjadi tugas kita adalah bagaimana strategi untuk mengatasinya.
“Sosmed itu sebaik penggunannya dan seburuk penggunanya” ungkap Udet mengutip perkataan Nadiem Makarim. Dengan ini sosial media secara sadar gak sadar merepresentasikan personal kita. Kita perlu melakukan filter dengan ajaran agama untuk menerima segala informasi di sosial media.
Hal ini disebabkan telah banyak cara berpikir dari pengguna sosial media yang menyesatkan ajaran Islam dengan mengatas namakan Islam itu sendiri.
Sosial media juga, khususnya Whatsapp, mudah menimbulkan ketegangan. Orang akan sering salah paham dengan cara penulisan dan gaya bahasa yang dibawa orang lain saat berbincang melalui Whatsapp. Sehingga dari sini akan memicu pertengkaran karena kurangnya komunikasi secara langsung, karena terjadi kesalahpahaman akibat cara pernulisan.
Undet sebagai Praktisi Digital Marketing, mengamati kecurangan orang-orang dalam menggunakan sosial media. Media-media sampah yang sering menampilkan berita Click Bait, yaitu menampilkan model gambar dan title agar masyarakat mudah terprovokasi tanpa membaca atau mencari kebenaran informasi yang didapat. Disini perlunya memahami bagaimana Islam mengajarkan tabayyun.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan bertahan hidup saat menjauh dari kehidupan sosial. Maka dengan sosial media di situasi pandemi ini bisa kita memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan sosial kita. Tentunya dengan cara-cara yang tidak menimbulkan perpecahan.
Personal branding juga penting, namun perlu disesuaikan dengan keahlian kita sendiri jangan ikut-ikutan orang lain. Menonjolkan karakter Islami adalah sabagai salah satu cara berdakwah dengan sosial media.
Ia juga mengingatkan audiens bahwa apa yang telah kita sampaikan dalam sosial media tidak menjadikan diri kita sombong atau merasa benar, “Merasa shaleh itu salah, merasa salah itu bagian dari keshalehan” pungkasnya. [Ln]