TITIK kritis kehalalan produk es krim harus menjadi perhatian umat Islam, karena saat ini banyak ditemui brand yang menjual produk es krim belum memiliki sertifikat halal namun masih dikonsumsi oleh kebanyakan muslim.
Makanan atau minuman haram yang harus dijauhi oleh umat Islam tidak selalu kasat mata seperti daging babi ataupun khamr. Banyak makanan atau minuman olahan yang mengandung bahan-bahan terlarang harus diketahui melalui proses pengamatan yang teliti, termasuk es krim.
Berikut ini titik kritis kehalalan produk es krim yang bersumber dari beberapa pernyataan pihak LPPOM MUI:
Lemak susu: produk hasil samping industri keju, sama halnya dengan laktosa, whey protein concentrate (WPC), whey powder, dan casein. Enzim yang digunakan harus dipastikan bukan berasal dari bahan yang tidak halal, misal babi atau sapi yang tidak disembelih secara Islami.
Jika tidak maka otomatis menjadi terkontaminasi bahan haram dan najis.
Baca Juga: Kabar Terkini Info Status Halal Mixue
Cek Titik Kritis Kehalalan Produk Es Krim
Pemanis (sweeteners): Apabila karbon aktif berasal dari hasil tambang atau dari arang kayu, maka tentu tidak menjadi masalah.
Akan tetapi, apabila menggunakan arang tulang, maka harus berasal dari hewan yang disembelih sesuai syariat Islam.
Stabilizer: Beberapa pelaku industri menggunakan gelatin. Hampir semua produk gelatin itu diimpor dari luar negeri, sehingga harus dipastikan berasal dari bahan halal.
Penggunaan gelatin yang berasal dari tulang dan kulit hewan yang tidak jelas status kehalalannya harus menjadi pertimbangan.
Empat puluh persen produksi gelatin dunia dihasilkan dari kulit babi, sisanya dari sapi, kerbau, yacht, dan ikan. Kalau dari sapi, kerbau, atau yacht harus jelas pula status penyembelihannya sesuai syariat atau tidak.
Emulsifier: Umumnya bersumber dari lemak sehingga harus dipastikan berasal dari nabati atau hewani yang disembelih dari hewan halal secara Islami.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai emulsifier adalah kuning telur, mono- dan di-gleserida, serta polisorbate 80. Mono-/di-gleserida dan polisorbate 80.
Perisa Sintetik: Pperisa sintetik lebih kompleks dan dari segi kehalalan pun bisa termasuk kategori bahan kritis. Meski dari nama tampaknya aman, karena flavour buah, namun terkadang ditemui juga bahan penyusun flavour buah sintetik yang merupakan turunan lemak.
Zat Perwarna: Pewarna ada yang dibuat dari bahan sintetis (buatan) dan natural (alami). Pewarna sintetis disukai produsen makanan karena memiliki tingkat kestabilan warna yang cukup baik serta harga yang relatif murah.
Sementara itu, pewarna alami biasanya bersifat kurang stabil. Untuk menghindari kerusakan warna dari pengaruh suhu, cahaya, serta pengaruh lingkungan lainnya, maka sering kali pewarna jenis ini ditambahkan senyawa pelapis (coating agent) melalui proses micro-encapsulation.
Salah satu jenis pelapis yang sering dipakai adalah gelatin.