ChanelMuslim.com – Mengetahui bagaimana cara yang baik dalam menyikapi takdir menjadi penting bagi kita. Hal itu disebabkan karena takdir buruk bisa sangat berpengaruh bagi hidup.
Apabila kita tidak bisa menyikapi takdir dengan baik, maka kita akan sering merasa kecewa.
Baca Juga: Lyra Virna: Skenario Allah adalah Takdir Terbaik
Cara yang Baik dalam Menyikapi Takdir adalah dengan Memandang Penuh Rahmat
Oleh sebab itu, Ustaz Gigih Nugraha dalam bimbinganislam.com menuliskan beberapa nasihat yang disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam menyikapi takdir yang buruk berikut ini.
Dijelaskan bahwa cara menyikapi takdir yang pertama adalah melihat dengan pandangan rahmat.
Di antara nama-nama Allah, yaitu Ar-Rahman yang artinya Maha Pengasih dan Ar-Rahim yang artinya, yaitu Maha Penyayang.
Berdasarkan nama-nama Allah ini, maka seorang mukmin seharusnya dapat memahami bahwa Allah menakdirkan kepada seorang mukmin sebuah peristiwa buruk, melainkan karena didasari kasih sayang Allah kepadanya.
Allah Ta’ala berfirman.
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (QS. Al-A’raf : 156)
Allah juga berfirman.
وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
“Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab : 43)
Kedua, hendaklah melihat dengan pandangan tauhid.
Maksudnya adalah memandang takdir dengan iman.
Seseorang harus meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti Allahlah yang menghendakinya, baik peristiwa tersebut sebuah kebaikan ataupun keburukan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah menulis seluruh takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653)
Baca Juga: Bersahabat dengan Takdir
Memandang dengan Keadilan
Ketiga, lihatlah takdir dengan pandangan keadilan.
Allah Ta’ala berfirman.
وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Aku tidak menzalimi hamba-hambaku.” (QS. Qaf : 29)
Pada ayat lain Allah juga berfirman.
وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Dan sekali-kali tidaklah Rabbmu melakukan kezaliman terhadap hamba-hambanya.” (QS. Fushilat : 46)
Pada dua ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa Allah itu tidak akan melakukan kezaliman bagi hamba-hambanya.
Allah juga mengharamkan kezaliman pada diri-Nya.
Sebagaimana dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku.
Aku telah menetapkan haramnya kezaliman itu di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim no. 2577)
Dalil-dalil di atas menunjukan bahwa Allah itu Maha Adil dalam menghendaki sesuatu terhadap hamba-hambanya.
Allah menghendaki sesuatu sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan ilmu-Nya.
Semua yang terjadi, meskipun terlihat buruk di mata kita, maka ingatlah Allah itu Maha Adil.
Apapun yang Allah takdirkan kepada hamba-Nya, maka itulah yang terbaik baginya.
Semoga kita semua bisa menjadi hamba yang bijak dalam menyikapi takdir agar tidak pernah kecewa kepada Allah. [Ind/Camus]