SALAH satu cara menyayangi yang telah mati adalah tentunya dengan mendoakan. Seorang Pengajar Al-Qur`an, Sirat Rizhqi berbagi cara-cara lainnya. Aidh Al Qarni dalam bukunya “La Tahzan” mengutip satu hadist,
“Allah tidak merelakan balasan untuk hamba-Nya yang beriman ketika ia mewafatkan orang terdekatnya di antara penduduk bumi lalu ia bersabar dan mengharap pahala, kecuali dengan balasan surga.”
Baca Juga: Saat Bunda Lebih Menyayangi Satu Anak Dibanding yang Lainnya
Cara Menyayangi yang Telah Mati
Lalu, beliau berpesan “Harta benda dan keluarga tak lain adalah titipan. Suatu saat nanti barang-barang titipan pasti dikembalikan.”
Saudariku, musibah tak lain adalah simpanan kebaikan. Semoga makin kuat kesabaran.
Saudaraku, semoga Allah menggembirakanmu akan pahala dan balasan atas kesabaran merawat, melayani berkhidmat pada yang dicintai.
Bagaimana caranya kita berbuat baik kepada ayah, ibu, dan kaum kerabat serta teman-teman sedangkan
mereka telah meninggal?
“Para ulama Islam telah bersepakat bahwa si mayit bisa mendapatkan manfaat dari doa seorang muslim yang ditujukan untuknya, dan dari amal shalih yang dikerjakannya atas namanya (si mayit). Ini merupakan perkara yang diketahui secara pasti dalam agama Islam.” (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)
Namun, ada kaidah penting yang harus muslim pegang, “Tidaklah setiap amal sholih bisa dihadiahkan pahalanya pada si mayit kecuali terpenuhi dua syarat, yaitu sebagai berikut.
- Ikhlas;
- Mengikuti petunjuk Rasulullah saw dalam beramal
Setelah dua hal wajib terkait si mayit terpenuhi, yaitu:
- Melaksanakan wasiat;
- Membayar hutang, maka menghadiahkan pahala bisa dilakukan.
Syaikh Walid bin Isa As-Sa’dun dalam buku “Orang Mati Butuh Disayangi” menerangkan beberapa amal sholih yang pahalanya bisa dihadiahkan untuk si mayit
- Doa dan memohonkan ampun kepada Allah untuk si mayit.
- Berziarah ke kuburan, berdoa dan memohonkan ampun untuknya.
- Menyambung hubungan dengan keluarga sahabat si mayit
- Menjaga kelangsungan wakaf dan sedekah jariyah si mayit
- Amal-amal sholih yang dikerjakan anak sholih
- Menunaikan ibadah haji dan umroh untuk si mayit
- Bersedekah
- Antusias terhadap program wakaf
- Bacaan Al-Qur`an. :ebih afdhol dibaca oleh anak, atau keluarga.
Lalu bagaimana apabila yang meninggal belum baligh atau masih kecil? Apa yang bisa dilakukan oleh keluarganya?
Al-Buhuti mengatakan,
وإنما لم يسن الاستغفار له ؛ لأنه شافع
غير مشفوع فيه ولا جرى عليه قلم ، فالعدول
إلى الدعاء لوالديه أولى من الدعاء له
“Tidak dianjurkan untuk memohonkan ampun kepada jenazah anak kecil, karena dia akan menjadi syafi’ (pemberi syafa’at) dan bukan penerima syafa’at.
Dan pena catatan amal belum diletakkan sehingga digantikan dengan mendoakan kebaikan untuk kedua orang tuanya, lebih baik daripada mendoakan jenazah anak.” (Kasyaf al-Qana’, 2/115)
Saudaraku, sayangilah yang masih hidup,mensyukuri kebersamaan. Jurang perpisahan senantiasa terbuka. Kita tidak tahu siapa yang akan berpulang lebih dulu.
Wallahualam bi showab.
[ind/Cms]