Chanelmuslim.com – Bertahun-tahun Menyembunyikan Amal Shalih
Abu Bakr Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab Rodhiyallohu ‘anhuma adalah dua sahabat yang gigih saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Tetapi dalam persaingan mulia ini, Umar bin Khottob Rodhiyallohu ‘Anhu seringkali kalah dari Abu Bakr Rodhiyallohu ‘Anhu.
Sebagaimana diriwayatkan secara shohih, di masa kekholifahan Abu Bakr ash-Shiddiq Rodhiyallohu ‘anhu. Pada suatu zhuhur, Umar mempunyai suatu keperluan kepada Abu Bakr. Namun selepas sholat zhuhur, Abu Bakr lebih dahulu meninggalkan masjid, sedangkan Umar masih memberikan wejangan-wejangan kepada para sahabat yang lain, Umar mengira bahwa Abu Bakr pasti pulang ke rumahnya.
Baca Juga:Ilmu dan Amal Shalih Membuat Manusia Terbedakan
Bertahun-tahun Menyembunyikan Amal Shalih
Beberapa saat kemudian, Umar bergegas menuju rumah Abu Bakr, namun ternyata Abu Bakr tidak ada di rumah. Istri sang kholifah berkata bahwa Abu Bakr tidak pernah berada di rumahnya selepas zhuhur. Umar merasa heran bercampur penasaran. Umar yang cerdik tahu, tidaklah manusia seshalih Abu Bakr menghilang dari kerumunan manusia, kecuali ia pasti sedang sibuk berbuat kebaikan. Umar tidak bertanya langsung kepada sahabatnya ini, namun ia ingin mengetahuinya sendiri.
Keesokan harinya, setelah sholat zhuhur berjamaah, Umar mengawasi Abu Bakr. Seperti biasanya, Abu Bakr pergi ke pinggiran kota Madinah. Abu Bakr memasuki sebuah gubuk kecil dalam beberapa waktu, dan tak lama kemudian Abu Bakr pulang kembali ke rumahnya. Umar tidak mengetahui apa yang ada di dalamnya, dan apa yang dilakukan Abu Bakr di sana. Umar mengetahui segala kebaikan yang dilakukan Abu Bakr kecuali urusan gubuk ini.
Kemudian Umar memberanikan diri untuk bertanya kepada penghuni gubuk tentang apa yang dilakukan oleh Abu Bakr di rumahnya. Umar masuk ke dalam gubuk itu sesaat setelah ia memastikan Abu Bakr telah pergi.
Ketika Umar meminta izin untuk masuk, penghuni gubuk itu mempersilahkannya. Lantas Umar masuk ke dalam gubuk kecil itu, dan mendapati seorang nenek tua yang lemah dan buta. Tidak ada sesuatu pun di dalam gubuk kecil itu. Umar tercengang dengan apa yang dilihatnya, dia ingin mengetahui apa hubungan nenek tua ini dengan Abu Bakr Rodhiyallohu ‘anhu.
Umar bertanya, “Tahukah engkau siapa yang tadi masuk ke rumah ini, dan apa yang ia lakukan di rumah ini, wahai Nenek?”
Nenek menjawab, “Demi Allah! Aku tidak mengetahui, wahai anakku. Setiap hari dia datang, membersihkan rumahku. Lalu dia menyiapkan makanan untukku, dan menyiapkan pakaian untuk kupakai di hari esok. Kemudian dia pamit tanpa menyebutkan namanya. Demikianlah yang ia lakukan selama bertahun-tahun.”
Umar menekuk kedua lututnya dan kedua matanya basah oleh air mata. Dia mengucapkan kalimatnya yang terkenal, “Sungguh, engkau telah membuat khalifah sesudahmu lelah, wahai Abu Bakr.” Umar berkata demikian tanpa menyadari bahwa Alloh ‘azza wa jalla telah memilihnya sebagai Amirul Mu’minin, untuk menggantikan sahabatnya ini.
Maa syaa Allah! Lagi-lagi keshalihan Abu Bakr Ash-Shiddiq telah membuat kita malu. Malu karena ia telah bertahun-tahun menyembunyikan amal shalihnya. Bahkan ia tidak pernah membicarakannya kepada siapapun. []