USTAZ Farid Nu’man Hasan menjelaskan bahwa menurut para imam Ahlussunah wal Jamaah, masalah politik dan kepemimpinan itu bukan masalah aqidah, tapi masalah fiqih.
Yang mengkategorikan kepemimpinan sebagai masalah aqidah, adalah golongan Syiah Imamiyah.
Bahkan masalah Imamah (Al Wilayah) termasuk rukun Islamnya Syiah, yaitu rukun yang ke 5.
Sebenarnya lebih pasnya bagi kita adalah “Pilihlah pemimpin yang seaqidah” Ini lebih tepat.
Imam Asy Syahrustani Rahimahullah mengatakan:
إعلم أن الإمامة ليست من أصول الإعتقاد بحيث يفضي النظر فيها إلي قطع و يقين بالتعين و الخطر على من يخطي فيها يزيد على الخطر على من يجهل أصلها والتعسف الصادر عن الأهواء المضلة مانع من الإنصاف فيها
Ketahuilah, masalah kepemimpinan itu bukanlah kategori aqidah yang pokok, yang dengan mengkajinya memunculkan ilmu yang pasti dan meyakinkan. Justru bahaya yang muncul ketika salah dalam membahasnya lebih parah dibanding orang yang tidak tahu sama sekali masalah ini. Kengawuran yang lahir karena hawa nafsu yang menyesatkan dapat menghalangi dari sikap objektif dalam mengkajinya. (Nihayatul Iqdam fil ‘Ilmi Kalam, Hal. 168).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Imam Al Ghazali Rahimahullah mengatakan:
النظر في الإمامة أيضا ليس من المهمات وليس أيضا من فن المعقولات فيها من الفقهيات ثم إنها مثار للتعصبات والمعرض عن الخوض فيها أسلم من الخائض بل وإن أصاب فكيف إذا أخطأ؟
Kajian tentang kepemimpinan bukanlah termasuk aqidah, dan bukan pula tema ma’qulat (domain akal). Tepatnya ia adalah masuk pembahasan fiqiqh. Kemudian, masalah ini dapat menimbulkan fanatisme. Orang yang menjauh dari membahasnya lebih selamat dari orang yang membahasnya walau pembahasannya benar. Maka, apalagi jika dia salah? (Imam Al Ghazali, Al Iqtishad fil I’tiqad, Hal. 127).
Namun, demikian kepemimpinan adalah hal penting dalam kehidupan masyarakat.
Khususnya sebagai pelindung mereka dari kemungkaran.
Khalifah ‘Utsman Radhiallahu ‘Anhu berkata:
Benarkah Politik Itu Bagian dari Aqidah?
Baca juga: Rasulullah Teladan Segala Aspek Kehidupan, Termasuk Politik dan Militer
إنَّ اللَّهَ لَيَزَعُ بِالسُّلْطَانِ مَا لَا يَزَعُ بِالْقُرْآنِ
Sesungguhnya, Allah akan benar-benar menghilangkan kemungkaran melalui tangan penguasa, di mana kemungkaran itu tidak bisa dihilangkan oleh Al Quran. (Imam Ibnu Taimiyah, Al Hisbah, Hal. 326).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, beliau berkata:
يجب أن يعرف أن ولاية أمر الناس من أعظم واجبات الدين بل لا قيام للدين ولا للدنيا إلا بها . فإن بني آدم لا تتم مصلحتهم إلا بالاجتماع لحاجة بعضهم إلى بعض ، ولا بد لهم عند الاجتماع من رأس حتى قال النبي صلى الله عليه وسلم : « إذا خرج ثلاثة في سفر فليؤمّروا أحدهم » . رواه أبو داود ، من حديث أبي سعيد ، وأبي هريرة
“Wajib diketahui, bahwa kekuasaan kepemimpinan yang mengurus urusan manusia termasuk kewajiban agama yang paling besar, bahkan agama dan dunia tidaklah tegak kecuali dengannya. Segala kemaslahatan manusia tidaklah sempurna kecuali dengan memadukan antara keduanya (agama dan kekuasaan), di mana satu sama lain saling menguatkan. Dalam perkumpulan seperti inilah diwajibkan adanya kepemimpinan, sampai-sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Jika tiga orang keluar bepergian maka hendaknya salah seorang mereka menjadi pemimpinnya.” Diriwayatkan Abu Daud dari Abu Said dan Abu Hurairah. (Imam Ibnu Taimiyah, As Siyasah Asy Syar’iyyah, Hal. 169).[Sdz]