ChanelMuslim.com- Munafik itu seperti kanker dalam tubuh umat Islam. Ia menggerogoti umat Islam dari dalam. Hingga umat menjadi lumpuh.
Sejumlah hal tentang munafik ini bisa menjadi pelajaran umat Islam. Agar umat Islam tidak lumpuh karena sebab dari dalam.
Musuh Umat Paling Bahaya
Munafik merupakan istilah baru dalam kancah dakwah para sahabat saat tinggal di Madinah. Sebelumnya, istilah itu tidak mereka kenal.
Saat di Mekah, mereka hanya mengenal musyrik dan kafir. Dua istilah yang mudah mereka pahami. Karena dua-duanya berada di luar tubuh umat Islam.
Sementara munafik ada di dalam. Bisa dideteksi, tapi tidak mudah disisihkan. Mereka tinggal berdampingan dengan para sahabat. Bahkan, tidak sedikit yang masih satu keluarga.
Allah Subhanahu wata’ala memandu Rasulullah dan para sahabat saat itu dengan begitu rinci tentang siapa munafik. Hal itu disampaikan di awal Surah Al-Baqarah. Meliputi, ciri-cirinya, kecenderungan, strateginya, dan seterusnya.
Bahkan, dari 114 Surah dalam Al-Qur’an, ada satu surah yang disebut dengan Surah Al-Munafiqun atau surah ke-63.
Bisa dibilang, inilah tantangan dakwah Rasul dan para sahabat yang lebih advance. Lebih atas dari sebelumnya.
Memusuhi tapi Tak Bisa Diperangi
Orang munafik sama dengan orang kafir dalam tingkat permusuhannya dengan umat Islam. Bahkan lebih berbahaya. Karena mereka melumpuhkan umat dari dalam.
Namun begitu, mereka tak bisa diperangi. Bukan lantaran kecanggihan senjata orang munafik. Tapi lebih karena mereka juga berstatus umat Islam.
Di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka tinggal bersama nabi dan sahabat di Madinah. Tak terdengar para sahabat memerangi orang munafik.
Suatu kali, seorang sahabat Nabi mulia bernama Abdullah gusar bukan kepalang. Karena ia tahu ayahnya gembong munafik di Madinah. Namanya Ibnu Salul.
Ia meminta izin kepada Nabi untuk membunuh ayahnya. Tapi, hal itu tidak diizinkan Nabi.
Pintu Masuk Melumpuhkan Umat Islam
Bisa dibilang, inilah ujian dakwah paling jelimet yang dihadapi Nabi dan para sahabat di Madinah. Mau dibilang musuh, mereka berstatus muslim dan hadir juga ke masjid. Tapi mau dianggap saudara, mereka kerap melakukan pengkhianatan dari dalam.
Kaum musyrik Quraisy yang berdomisili di Mekah sulit menembus masuk Madinah. Baik secara fisik, maupun sekadar memata-matai.
Dan melalui orang munafik, mereka mendapat celah meneropong umat Islam dari dalam. Bahkan kadang ikut mengadu domba umat agar saling berperang.
Bukan hanya kafir Quraisy Mekah, warga Yahudi di pinggiran kota Madinah pun memanfaatkan “jasa” orang munafik untuk bisa melakukan siasat jahat mereka.
Mulai dari memata-matai, hingga bekerja sama dengan kafir Quraisy untuk melakukan serangan dahsyat terhadap umat Islam. Dalam sejarah, serangan kompak Quraisy, Yahudi, dan intrik-intrik munafik dikenal dengan Perang Ahzab.
Serangan yang nyaris melumpuh-totalkan umat Islam waktu itu, Allah gagalkan melalui badai besar. Mereka pun kocar-kacir pulang ke rumah masing-masing. [Mh/bersambung]