ChanelMuslim.com – Pergantian sistem hotel Sofyan dari konvensional ke syariah turut berpengaruh terhadap semua aspek hotel, termasuk karyawan yang perlu diberikan edukasi. Model edukasi karyawan hotel Sofyan ini bisa diterapkan siapapun.
“Model edukasinya disebut dengan PAA, Pendidikan Aqidah Akhlak. Dari sisi pelayanan, edukasinya dititikberatkan pada nilai keikhlasan,” ujar Ruhadi Widiargo selaku Presiden Director di Hotel Sofyan Cut Meutia, Jakarta, Sabtu (15/09).
Baca Juga: Ini Alasan Dokter Rinal Dhuhri Buka Praktek Seikhlasnya
Ia mengatakan, bekerja itu harus ikhlas melayani. Bekerja tidak semata-mata hanya mencari uang, tapi kerja juga ibadah. Dari sisi manusia, memang ada yang mengawasi seperti Audit, tapi bekerja itu Allah yang langsung mengawasi.
Jika diberikan contoh bekerja di hotel Sofyan, misal ada satpam atau penerima tamu yang meloloskan pasangan tamu non muhrim, nantinya dikaitkan dengan dosa yang terhubung langsung dengan Allah.
“Nanti kalau dia digaji lalu contohnya dia beli ice cream untuk anak-anaknya. Dia bawa pulang rezeki atas gaji yang diperoleh dengan cara kaya gitu, nanti efeknya tidak baik untuk keluarga,” tambahnya.
Dari karyawan yang menangani makanan juga sama, jika tidak ada sertifikasi halal atau makanan kena najis bisa membahayakan. Bahaya ini dipertanggungjawabkan mulai dari manajer sampai karyawan mendapatkan dosa. Dampak makanan pun bisa berimbas pada konsumen.
Edukasi akhlak dan pelayanan harus diterapkan di awal. Nantinya, edukasi tersebut tinggal berproses pada titik saling mengingatkan agar lebih sadar dan bertanggung jawab.
Karyawan hotel Sofyan memang masih ada yang non Islam. Bagi karyawan yang beragama lain tidak wajib ikut edukasi pendidikan aqidah akhlak. Namun, standar pelayanan seperti salam, kesopanan, kerapian bahkan etika tetap diberikan.[ind/Firda]