MENGENAL asmaul husna adalah salah satu cara kita mengetahui kekuasaan Allah. Ada banyak Asmaul Husna Allah, dan yang kita ketahui rata-rata hanya 99. Salah satunya Asmaul Husna Al-Qayyum.
Dalam Kitab Asmaul Husna yang ditulis oleh Muhammad Ratib an-Nabulsi, cedekiawan asal Suriah, Al-Qayyuum (القيوم ) berasal dari kata qayyim (قيم) yang artinya tuan yang mengurus suatu urusan.
Kita juga sering menemukan di dalam al-Qur’an kata-kata diinul qayyimah (دين القيّمة) yaitu agama yang lurus yang sesuai dengan fitrah.
Baca Juga: Asmaul Husna Al-Batin, Memahami Sisi Yang Tak Nampak dari Allah
Asmaul Husna Al-Qayyum, Allah Mampu Mengurus Segala Urusan
Maknanya bahwa agama Islam adalah agama yang sesuai dengan jiwa manusia. Islam menghadirkan ketentraman, ketenangan dan kebahagiaan karena sesuai dengan kecenderungan sifat manusia.
Jiwa ini membutuhkan sesuatu yang dapat memuaskan dirinya, bukan dengan harta, kedudukan, perhiasan, ketenaran dan apapun itu yang bersifat duniawi karena mereka semua hanya sementara.
Maka diinul qayyimah inilah yang sejatinya dibutukan oleh manusia, sebagaimana firman Allah:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ ٢٨
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.
Ketika kebahagiaan kita disandarkan kepada diinul qayyimah ini, atau dengan keimanan serta dengan mengingat Allah maka segala hal keduniaan tidak pernah menjadi masalah besar untuk dirisaukan.
Kita menjadi merasa menang dengan taat kepada Allah, kita juga akan merasa aman dengan di bawah naungan-Nya.
Berapa banyak manusia yang telah mendapatkan dunia dengan melimpah namun tetap gelisah. Sebaliknya, betapa banyak manusia yang hidup serba kekurangan dengan hal-hal duniawi namun tetap bahagia.
Istilah hari kiamat (يوم القيامة) juga berasal dari kata qayyim (قيم) berarti berdiri. Pada hari kiamat manusia berdiri di hadapan Allah untuk diperhitungkan segala amalnya selama di dunia.
Kembali pada sifat Allah al-Qayyuum (القيوم) adalah sighah mubalagho yang memberi makna “lebih, sangat, banya, kuat, segala, dll”. Ia berasal dari kata al-Qaaim (القائم)
Jika al-Qaaim artinya yang mendirikan (memimpin) suatu urusan, maka al-Qayyum adalah yang berdiri di atas segala urusan dan tidak memerlukan bantuan siapapun.
Berbeda dengan manusia yang tidak bisa berdiri sendiri atau tidak bisa mengurus segalanya sendiri, mereka pasti membutuhkan bantun dari yang lainnya.
Selain itu al-Qayyum artinya bahwa Allah yang menegakkan atau menghadirkan segala sesautu di alam semesta ini.
Jika kamu melihat matahari terbit maka hal tersebut atas izin Allah dan kemurahan hati-Nya.
Jika kamu melihat temanmu berdiri di hadapanmu dan berbicara kepadamu, maka itu terjadi karena kemurahan hati Allah yang tetap membiarkannya hidup.
Oleh karena itu saat kita bangun tidur kita dianjurkan membaca doa sebagai wujud syukur kita kepada Allah atas kemurahan hati-Nya:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada Allah kami akan dibangkitkan.”
Sebagai seorang mukmin hendaknya kita mampu melihat kemuliaan sifat Allah ini (al-Qayyum) dalam segala aktivitas serta apapun yang ada di sekitar kita.
Kita bisa memperhatikan mata, hidung, telinga, lisan, akal dan seluruh anggota tubuh yang kita miliki adalah bentuk kemurahan hati Allah yang mampu menghadikannya kepada kita.
Ini adalah wujud dari sifat al-Qayyum Allah, yaitu yang mampu mengurus segala sesuatu, yang mampu menghadirkan segala sesuatu, dan yang mampu mempimpin segala sesuatu tanpa bantuan siapapun. [Ln]