ASMAUL Husna adalah nama-nama baik Allah yang jumlahnya sangat banyak, salah satunya Al-Batin. Secara makna, Al-Batin (Yang Tersembunyi/ Tidak Tampak) adalah lawan kata dari Az-Zhahir (Tampak).
Dalam surah Al-Hadid ayat 3, Allah berfirman:
ہُوَ الۡاَوَّلُ وَ الۡاٰخِرُ وَ الظَّاہِرُ وَ الۡبَاطِنُ ۚ وَ ہُوَ بِکُلِّ شَیۡءٍ عَلِیۡمٌ
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Allah memiliki sifat Al-Batin, Dia tidak tampak dipandangan mata. Siapapun yang mengaku pernah melihat Allah, maka sesungguhnya ia telah berdusta.
لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-An’am: 103)
Baca Juga: Asmaul Husna 99 Nama Allah beserta Terjemahannya
Asmaul Husna Al-Batin, Memahami Sisi Yang Tak Nampak dari Allah
Allah hanya dapat dilihat di kehidupan akhirat yaitu surga:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ.إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat (Q.S.Al-Qiyamah: 23-24)
Manusia terbagi menjadi dua kelompok, manusia yang menerima kebenaran dan percaya pada kehidupan akhirat, ia termasuk penghuni surga dan manusia yang menentang kebenaran, ia hanya percaya pada kehidupan dunia.
Kelompok pertama, akan mendapat kebaikan berupa surga, dan sebagai tambahan yang lebih baik dari surga adalah memandang wajah Allah. Di atas itu (yaitu memandang wajah Allah) ada kebaikan lagi, yaitu keridhoan Allah.
…لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya… (Yunus: 26)
Puncak tertinggi kebaikan yang dilakukan seorang hamba adalah mengharap ridho Allah, ini adalah Al-Bathin.
Ridho Allah adalah perkara batin yang bisa didapatkan oleh manusia sejak ia berada di dunia. Jika memandang wajah Allah, kita harus menunggu kehidupan akhirat. Maka sifat Al-Bathin dari Allah bisa diraih oleh makhluk-Nya bahkan saat ia berada di dunia.
Beribadah untuk ridho Allah, bekerja untuk ridho Allah, berjalan untuk ridho Allah, berbicara untuk ridho Allah dan melakukan segala sesuatu untuk ridho Allah.
Manusia sering membayangkan kehidupan akhirat, yang belum nampak, sama dengan dunia atau menggunakan ukuran dunia. Padahal dunia dan akhirat memiliki perbedaan yang sangat jauh.
Salah satu penghuni surga berkata, “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) pernah memiliki seorang teman,” lalu ternyata ia melihat temannya berada di neraka.
Inilah yang dimaksud bahwa kita sering melihat akhirat dengan kacamata dunia. Kita merasa bahwa teman kita pasti akan bersama kita hingga di akhirat, padahal belum tentu. Apalagi telah jelas jika ia sering mengajak pada hal-hal negatif.
Demikianlah Allah itu Al-Bathin, ada perkara-perkara yang Ia ciptakan tidak bisa kita lihat dan bayangkan saat ini, dan pengetahuan tersebut hanya dimiliki oleh Allah. [Ln]