ALEXANDRIA, kisah cinta Mark Anthony dan Cleopatra ini ditulis oleh Uttiek M. Panji Astuti dalam unggahan Instagram-nya @uttiek.herlambang, (08/03/2023).
Semilir angin terasa sejuk, sekalipun mentari bersinar hangat. Pantai itu terlihat tenang, tanpa riak ombak. Birunya air menjadi saksi ribuan tragedi, juga kisah cinta anak manusia.
Panglima perkasa itu tak kuasa menggerakkan tubuhnya. Kecantikan Sang Ratu membuatnya terpesona seketika.
Senyumnya menawan. Sorot matanya cerdas penuh ambisi. Kulitnya halus bak pualam, konon ia adalah manusia pertama yang berendam di kolam susu untuk mendapatkan khasiat itu.
Resep kecantikan yang abadi hingga berabad-abad kemudian.
Mark Anthony, sang Panglima Romawi lupa segalanya. Lupa harta, juga kuasa yang diembankan ke pundaknya. Pesona Cleopatra, Sang ratu Mesir, telah menyihirnya.
Mark Anthony dan Cleopatra menghabiskan musim dingin tahun 41-40 SM di Alexandria, kota indah dengan jejak budaya Mesir dan Yunani kuno yang membuat masyhur di dunia.
Tak terpisahkan, pasangan itu menghabiskan waktu bersama. Mereka melakukan petualangan malam hari, berburu, berjalan-jalan dengan berpakaian seperti budak untuk menyamar.
“Ketika berada di Alexandria, Mark Anthony memakai topeng komedi. Sebaliknya, ketika berada di antara orang Romawi, ia beralih ke topeng tragedi,” ungkap Fernando Lillo Redonet, mengomentari seringnya Mark Anthony tertawa gembira saat berada di samping Sang Ratu.
Cleopatra memiliki ambisi politik yang selaras dengan ambisi pribadinya: menjadi penguasa dunia.
Mark Anthony mendukung Cleopatra memerintah Mesir, sementara Sang Ratu mendukung serangan militernya yang terlambat melawan Parthia.
Akhirnya, serangan itu menjadi bencana. Pasukan dua sejoli itu segera dikalahkan oleh pasukan Romawi dan secara dramatis, keduanya bunuh diri.
Alexandria memang memabukkan karena keindahannya. Membuat siapa saja serasa jatuh cinta saat menginjakkan kaki di atasnya.
Baca Juga: Rumah Potong Hewan Halal di Alexandria, Virginia
Alexandria, Kisah Cinta Mark Anthony dan Cleopatra
View this post on Instagram
Barangkali Mark Anthony dan Cleopatra juga menyaksikan birunya laut yang seakan menyatu dengan birunya langit, seperti yang saya saksikan dari celah bastion benteng Qaitbay sore itu.
Benteng itu tak hanya menyejarah, karena merupakan salah satu benteng terkuat yang didirikan oleh Sultan Al Ashraf An Nashr Syaifudin Qaitbay dari Daulah Mamluk.
Berabad sebelum benteng itu kokoh berdiri, Sostratus, seorang arsitek Yunani terkenal, telah membangun mercusuar Pharos atau mercusuar Alexandria yang dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Mercusuar itu adalah simbol kebesaran Alexandria, suar besarnya menuntun para pelaut sejauh 55 km sebelum mencapai pantai. Mercusuar Pharos bersinar selama 1.000 tahun.
Kota cantik itu tak luput dari catatan perjalanan Sang Pengelana Ibn Bathutah. Tahun 1477 mercusuar itu runtuh dan di atasnya didirikan benteng Qaitbay.
“Hari ini aku berada di kota indah ini lagi. Tapi tanpamu….”[ind]