MENGAPA mengubah kebiasaan buruk sangat sulit untuk dilakukan? Tentunya, kita ingin segera terbebas dari kebiasaan yang bisa menghancurkan kita. Oleh sebab itu, mengetahui sumber atau akar masalah akan membuat kita bisa mengatasinya dengan cara yang tepat.
Baca Juga: Melatih Kebiasaan Beribadah pada Anak Usia Dini
Alasan Mengapa Mengubah Kebiasaan Buruk Sangat Sulit
Dikutip dari buku “Atomic Habits” yang ditulis oleh James Clear, dijelaskan bahwa setidaknya ada dua alasan mengapa mengubah kebiasaan itu menjadi sulit.
1. Kita berusaha mengubah sesuatu, tapi salah sasaran.
Bayangkan ada tiga lapisan tempat perubahan terjadi. Sama seperti lapisan bawang.
Lapisan pertama mengubah hasil. Contoh menurunkan berat badan, menerbitkan buku dan sebagainya.
Lapisan kedua adalah mengubah proses kita. Terkait mengubah kebiasaan dan sistem. Contohnya, menerapkan rutinitas baru di tempat olahraga, merapikan meja kerja supaya memiliki aura lebih baik, dan sebagainya.
Lapisan ketiga paling dalam adalah mengubah identitas kita. Lapisan yang terkait dengan mengubah keyakinan pandangan tentang dunia, cara memandang diri sendiri
Hasil adalah apa yang didapatkan. Proses adalah apa yang kita lakukan. Identitas adalah apa yang kita yakini.
Semua tingkat perubahan berguna dengan citra sendiri-sendiri. Masalah ada di arah perubahan.
Banyak yang memulai berfokus pada apa yang ingin diraih sehingga mengantarkan ke hasil. Kita bisa coba alternatif lain seperti membangun basis identitas.
Jadi, fokus pada apa yang kita yakini. Fokus kita ingin menjadi sosok seperti apa.
Contoh: Dua orang sedang mencoba berhenti merokok. Satu orang ketika ditawari merokok dia menolak dengan mengatakan, “Saya berusaha berhenti merokok.”
Orang ini masih percaya bahwa dia adalah perokok yang sedang berusaha melakukan hal lain.
Orang kedua menjawab, “Saya bukan perokok.” Ini perbedan kecil, mengisyratkan perubahan identitas.
Ketika kita yakin kita bukan perokok, maka nanti kita akan tidak enak apabila mulai merokok lagi.
Baca Juga: Kebiasaan Berzikir Asnawi Mangkualam sebelum Bertanding
2. Kita berusaha mengubah kebiasaan dengan cara yang keliru
Mengubah kebiasaan itu sulit jika kita tidak pernah mengubah keyakinan mendasar yang mengantar ke perilaku lama.
Bentuk akhir motivasi yang muncul secara alami adalah ketika kebiasaan menjadi bagian dari identitas kita.
Makin bangga diri kita terhadap aspek tertentu, maka kita akan makin termotivasi untuk mempertahankan kebiasaan-kebiasaan yang terkait dengan hal itu.
Contoh, bila bangga terhadap rambut, maka akan mati-matian merawat atau menjaganya.
Bangga terhadap karya, mati-matian mempromosikannya. Perbaikan hanya sementara, kecuali menjadi bagian dari siapa diri kita.
Sasaran kita bukan membaca buku, tapi jadi pembaca. Sasaran kita bukan menulis buku, tapi jadi penulis.
Banyak orang menjalani hidup seperti setengah tidur, menurut begitu saja terhadap norma yang melekat dengan identitas.
Oleh sebab itu, kebiasaan kita tergantung dengan identitas. Jadi, usahakan agar punya identitas yang baik. [Cms]