NAMA lengkapnya Abdullah bin Tsaub Al-Khaulani, biasa dipanggil Abu Muslim dan digelari Raihanah Asy-Syam. Ia berasal dari keturunan Yaman.
Ia hidup di masa jahiliyah dan masuk Islam sebelum Nabi wafat, tetapi ia tidak pernah bertemu dengan Beliau.
Baca Juga: Abu Bakar Ar-Razi, Guru Besar Kedokteran Muslim di Eropa (Bag.1)
Abu Muslim Al-Khaulani, Meninggalkan Kesalahan Lebih Mudah daripada Memohon Taubat
Ia pernah berkunjung ke Madinah pada masa penerintahan Abu Bakar, Kemudian ia merantau ke Syam dan menetap di sana.
Ia termasuk orang yang doa’nya mustajab. Aswad Al-‘Anasi-orang yang mengaku sebagai Nabi di Yaman- pernah melemparkannya ke dalam kobaran api.
Tapi Abu Muslim sama sekali tidak terbakar. Karena itu, apa yang pernah dialaminya persis seperti apa yang pernah dialami oleh Nabi Ibrahim.
Ia pernah mengatakan, “Meninggalkan kesalahan lebih mudah daripada memohon tobat.”
Tentang Abu Muslim, Ka’ab bin Malik pernah berkata, “Abu Muslim adalah orang bijak umat ini.”
Ia selau mencambuk kakinya dengan cemeti sambil berujar, “Aku lebih pantas dicambuk daripada binatang.”
Ia sering kali mengeraskan nada suaranya dengan takbir sambil berujar, “Semoga keselamatan tercurah bagi Anda, wahai orang yang mendapat jaminan keamanan.”
Orang-orang yang berada di ruangan tersebut kaget. Kepada mereka, Mu’awiyah berkata, “Panggilah ia ke mari, karena ia lebih mengerti ucapan salam yang diucapkannya, begitu juga dengan jawabannya.”
Setelah itu, ia menasihati Mu’awiyah dan menganjurkannya untuk menegakkan keadilan.
Saat perang, para gubernur dan panglima perang selalu menempatkannya di garis depan pasukan.
Ia meriwayatkan hadits dari Mu’adz bin Jabal, Abu Dzar, Ubadah bin Shamit dan lainnya.
Di antara perawi hadits yang meriwayatkan hadits darinya adalah Abu Idris Al-Kahulani, Jubair bin Nufair, Abu ‘Aliyah, Ar-Rayyani, dan lainnya.
Ia pernah mengatakan, “Apakah para sahabat Muhammad mengira bahwa mereka mendahului kita dalam meraih pahala besar?
Demi Allah, tidak, kita akan berdesak-desakan mengerumuni Beliau sampai mereka tahu bahwa mereka telah meninggalkan para ksatria di belakang mereka.”
Ia meninggal dalam pertempuran untuk membebaskan wilayah Romawi tahun 62 H. [Cms]
(Sumber:Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah,Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Pustaka Al-Kautsar)