ChanelMuslim.com – Abdurrahman bin Muawiyah adalah seorang pemuda yang saat itu masih berusia 19 tahun ketika masuk dan menyatukan kekuatan Islam di Andalusia. Kemudian, ia bahkan berhasil membangun Emirat Umayyah di Spanyol ketika dirinya berusia 25 tahun.
Baca Juga: Kisah Muawiyah bin Abu Sufyan, Pendiri Dinasti Umayyah
Abdurrahman bin Muawiyah Lari ke Andalusia
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin, ia bertekad penuh untuk membangun kembali serpihan-serpihan Kekhalifahan Umayyah yang baru saja dihancurkan oleh klan Abbasiyah.
Sejak Abbasiyah menaklukkan Umayyah di Timur Tengah, dia pun masuk dalam daftar pencarian orang. Semua tentara dikerahkan untuk mengejarnya.
Di tengah masa yang pelik itu, akhirnya ia memberanikan diri berenang berkilo-kilo meter membelah sungai Tigris.
Dari negerinya, ia pergi jauh ke arah barat, menuju Afrika untuk mengumpulkan kekuatan baru, membangun negara baru.
Hanya dialah satu-satunya yang selamat dan mampu membuat gerakan besar untuk membangun negara Umayyah.
Ia menyebrang di 15 Ramadhan 138 Hijriah menuju wilayah Andalusia dan diangkat menjadi pemimpin pada 10 Dzulhijjah 138 Hijriah.
Abdurrahman dengan bala tentara setianya akan membangun negeri baru di atas Andalusia yang kala itu sedang krisis kepemimpinan.
Di saat-saat krisis itulah Abdurrahman bin Muawiyah masuk ke Andalusia dan menyatukan semua kekuatan-kekuatan umat menjadi satu padu.
Baca Juga: Berita Besar yang Ditunggu Shafwan bin Umayyah
Berhasil Membangun Emirat Umayyah
Di usianya yang ke-25, ia berhasil membangun Emirat Umayyah di Spanyol, yang kelak akan bertahan berabad-abad lamanya.
Itulah yang membuatnya digelari sebagai “Abdurrahman Ad Dakhil”, atau “Abdurrahman The Entrant” Sang Pendatang di Andalusia.
Selain itu, kita juga mengenang lelaki tersebut sebagai “Shaqr Quraisy”, “the Falcon of the Quraysh”, Rajawali Quraisy.
Dia menjadi tokoh inspirasi karena dia berjuang dengan gigih, cerdas dan tuntas. Beliau diperlakukan sebagai buron Abbasiyah pada akhirnya beliau tetap menjadi orang yang setia dengan Islam dan syariat-Nya.
Di cincinnya tertulis kalimat, “عبد الرحمن بقضاء الله راض” Abdurrahman ridha dengan ketentuan Allah.
Sahabat Muslim, semoga kita bisa mengambil inspirasi dari kegigihan Abdurrahman bin Muawiyah. [Cms]
(Referensi tulisan
1. ابن القوطية، أبو بكر محمد بن عمر (1989). تاريخ افتتاح الأندلس. دار الكتاب المصري، القاهرة – دار الكتاب اللبناني، بيروت
2. ابن عذاري، أبو العباس أحمد بن محمد (1980). البيان المغرب في اختصار أخبار ملوك الأندلس والمغرب. دار الثقافة، بيروت)