MANUSIA berbeda dengan makhluk lainnya seperti malaikat maupun hewan. Jika malaikat selalu condong kepada ketaatan dan hewan selalu condong pada syahwat maka manusia ada potensi pada keduanya. Manusia bisa memilih untuk condong pada ketaatan dan menekan syahwatnya jika ia mampu membina tiga unsur dalam jiwa manusia, yaitu:
1. Qalbu atau hati
Hati adalah motivator atau pendorong untuk melakukan sesuatu. Kualitas suatu aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sangat bergantung pada hatinya.
Semakin hatinya terdorong untuk melakukan sesuatu maka pekerjaan yang ia lakukan menjadi lebih mudah.
Demikian pula perintah agama kamu udah dilaksanakan jika hatinya sadar untuk menerima perintah itu.
Oleh karena itu hati tidak bisa dibiarkan tanpa pembinaan. Seorang mukmin harus memenuhi hatinya dengan cahaya iman dan cahaya ilahi agar rela dan ridho atas setiap ketetapan Allah.
Maka untuk menjadi seseorang yang shalih, kuatkanlah hati dengan iman sehingga sadar bahwa diri ini adalah hamba Allah yang harus mengabdi dan berbakti kepadanya.
Baca Juga: Alasan Seorang Lelaki Harus Memilih Wanita yang Shalihah
3 Unsur dalam Jiwa Manusia yang Menentukan Keshalihannya
2. Akal
Di antara unsur yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal.
Dengan akal manusia bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mengetahui mana yang menguntungkan dan merugikan untuk dirinya, manusia bisa memilih mana yang membawa ke maslahat dan mana yang membawa kerusakan.
Manusia dengan akal juga memikirkan kemajuan, peningkatan dan keberhasilan di segala bidang manusia.
Meraka dapat membuat aturan dan undang-undang untuk keamanan dan ketertiban dalam seluruh aspek kehidupannya.
Akan tetapi akal saja sejatinya tidak mampu membawa kemakmuran yang adil di antara satu manusia dengan manusia lainnya, akan selalu ada celah pada aturan-aturan tersebut yang merugikan pihak lainnya.
Oleh karena itu akal tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan wahyu. Allah menurunkan aturan-aturan atau hukum-hukum syariat Islam dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang membawa kemaslahatan bagi manusia seluruhnya karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi akal manusia. Tanpa wahyu, akal manusia menjadi liar.
3. Perasaan
Dengan perasaan manusia bisa merasakan penderitaan, kesedihan dan keprihatinan orang lain.
Ia akan merasa senang jika dapat membantu orang lain dan akan merasakan kesedihan dan penderitaan jika saudara atau tetangganya mengalami kesulitan.
Untuk membina perasaan manusia perlu dipupuk dengan Ihsan dan akhlak mulia.
Agama tidak hanya mengajarkan salat tetapi juga agama mengajarkan bagaimana Ihsan dalam salat, Ihsan dalam berinfak, Ihsan dalam keluarga Ihsan dalam hidup bertetangga.
Nabi menyatakan, “Tidak sempurna iman seseorang kecuali jika telah mampu mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.”
Demikianlah tiga unsur yang ada dalam jiwa manusia yang perlu mendapatkan pembinaan dengan Islam agar kesempurnaan iman dan keshalihan amal dapat melekat dalam dirinya.
Sumber: Buku Manusia dan Problematika Hidupnya oleh Aceng Zakaria
[Ln]