GEMPA Turki-Suriah yang terjadi baru-baru ini memberikan kita banyak pelajaran berharga tentang kehidupan. Setelah kita merenungkan dampak yang terjadi dari dahsyatnya guncangan gempa yang menewaskan puluhan ribu jiwa dengan angka yang terus bertambah dan bangunan-bangunan luluh lantak.
Di antara banyaknya hikmah yang bisa kita petik dari musibah tersebut, tiga di antaranya disampaikan oleh Fouzia Mohammad, penulis di About Muslim:
Baca Juga: Maher Zain Kunjungi Lokasi Gempa Turkiye di Kahramanmaras
3 Pelajaran Berharga dari Gempa Turki-Suriah
Menikmati Masa Sekarang
Fouzia berkeyakinan bahwa dari bencana yang terjadi di Turki dan Suria mengisyaratkan kehidupan yang sangat singkat dan tidak berharga untuk dijadikan sebuah obsesi.
Ia belajar bahwa tidak ada yang boleh diterima begitu saja; bahwa apa pun yang kita miliki sekarang dapat hilang dalam sekejap mata.
Memanfaatkan hidup saat ini menjadi lebih penting karena masa lalu tidak akan kembali lagi, sedangkan masa depan masih tidak terlihat.
“Jadi saya hanya punya “sekarang”. untuk hidup. Keyakinan yang “ditingkatkan” ini pasti akan membantu saya menjadi lebih fokus dan rileks,” ucap Fouzia.
Tumbuhnya Sikap Altruisme dan Empati
Poin penting lainnya, sebagaimana yang Fouzia amati adalah semangat filantropi dan ketidakegoisan sebagai reaksi atas bencana hebat yang terjadi.
Musibah tersebut telah menunjukkan kepadanya bahwa masih ada kebaikan dalam hidup. Orang-orang bertindak seperti satu tubuh dengan belas kasih dan empati.
Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, Fouzia dapat melihat orang-orang melakukan yang terbaik untuk membantu dengan apa yang mereka bisa.
“Saya melihat orang-orang meninggalkan tempat tidur mereka yang hangat, bergegas menuju bandara untuk membantu menyelamatkan saudara dan saudari seiman mereka,” kata Fouzia.
Ia melanjutkan, “Saya melihat seorang pengusaha menyumbangkan semua yang ada di toko besarnya kepada para korban dan saya menyaksikan keluarga bersaing untuk mengasuh ratusan bayi dan anak-anak yang kehilangan orang tua mereka.”
Orang-orang dari semua tempat dan usia berbeda bertindak seperti orkestra. Setiap orang memainkan perannya dalam masa krisis seperti itu.
Sikap Menghargai
Pada saat krisis ekonomi ini, orang-orang menjadi terlalu materialistis, hanya berfokus pada bagaimana menghasilkan lebih banyak uang dan terus mengomel dan mengeluh tentang kekurangan.
Namun, kita gagal menghargai hal-hal baik yang kita miliki. Bahkan satu nafas yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing adalah kehidupan itu sendiri!
“Gempa bumi mengingatkan saya bahwa hidup ini hanyalah stasiun menunggu tujuan saya,”
“Jika saya termasuk orang mati, saya akan meninggalkan apa pun yang saya peroleh di sini dan hanya amal baik saya yang akan menemani saya.”
Gempa telah mengajarkan Fouzia bahwa apapun perbedaan yang terjadi antara kita, kita tetap bisa menjadi satu tubuh.
Jika satu bagian tubuh sakit, bagian tubuh lainnya juga ikut sakit.
“Pastinya, gempa luar biasa dahsyat ini telah membangunkan jiwa pahlawan di dalam diri kita!” pungkas Fouzia. [Ln]