TENTU sebagai muslim sudah jelas memiliki kewajiban untuk ikut andil dalam perjuangan pembebasan Masjidil Aqsha.
Dari ‘Auf bin Malik Raḍiyallahu ‘Anhu ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada waktu perang Tabuk saat beliau berada di dalam kubah kulit (kemah). Beliau bersabda, “Hitunglah enam perkara menjelang hari kiamat; yakni kematianku, pembebasan Bait al-Maqdis (masjidil Aqsa), kematian masal yang menimpa kalian seperti penyakit scrapie pada domba, melimpahnya harta hingga seseorang diberi 100 dinar tetapi masih murka, kemudian terjadinya fitnah yang tidak menyisakan satu rumah pun milik bangsa Arab kecuali dimasukinya, kemudian perjanjian damai antara kalian dan Bani Aṣfar (Romawi), lalu mereka mengkhianati kalian. Mereka datang membawa 80 panji, setiap panji membawahi 12000 tentara.”
Dijelaskan oleh Dr. Murad Kadir kewajiban tersebut di antaranya:
1. Perbaruilah niatmu bahwa kamu berada dalam ribath (perjuangan) hingga hari kiamat dan bahwa kamu menjadi bagian dalam mata rantai emas sangat agung yang menjaga amanat Masjidil Aqsha sejak dibangun oleh Nabi Adam ‘Alaihi Salam hingga hari kiamat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
2. Berusahalah sekuat tenaga agar hatimu lebih dekat dengan Allah dari waktu-waktu sebelumnya dan terus meningkat dalam jenjang orang-orang yang melakukan perjalanan menuju Allah, kemudian jadikanlah pertempuran dan perjuangan ini sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
3. Lakukanlah selalu berbagai ketaatan yang wajib dan perbanyaklah berbagai amalan sunah, baik yang rawatib atau lainnya.
Sertailah semua itu dengan niat untuk membersihkan diri dari sebab-sebab kekalahan dan berbekal dengan dukungan, pertolongan dan taufiq dari Allah.
4. Berusahalah selalu mendoakan keteguhan dan kemenangan bagi saudara-saudaramu di medan pertempuran yang menentukan di tanah suci Palestina dan kawasan lainnya.
Berdoalah kepada Allah agar meneguhkan dirimu dalam perjuangan ini dan menerima amalmu.
Sampaikanlah doamu setelah mengerahkan semua daya upaya, bukan sebagai sarana orang yang malas dan minim kontribusi.
5. Lakukanlah selalu minimal shalat dua raka’at di setiap malam dengan niat ribath (berjaga dalam perjuangan).
Ini merupakan tarbiyah (pembinaan) bagi jiwa dan membersihkannya dari hal-hal yang bisa menghalanginya dari kontribusi dalam perjuangan, disamping berandil bagi kemenangan para pejuang di garis depan (murabithin).
6. Evaluasilah dirimu, apa yang kamu ketahui tentang Palestina.
20 Kewajiban Agar Bisa Berkontribusi Dalam Perjuangan Pembebasan Masjidil Aqsha (1)
Tulislah evaluasimu itu dalam kertas terlebih dahulu, kemudian mulailah perjalanan membebaskan dirimu di ranah pemikiran dan pengetahuan.
Lalu perhatikan apa yang telah kamu tulis di setiap perhentian, apakah berbagai informasi dan pengetahuanmu benar atau kamu menjadi korban narasi zionisme.
7. Mulailah membaca buku-buku yang membangun landasan tentang posisi central Palestina dalam manusia Muslim, konteks pertempuran dan kedudukan Palestina dalam Islam.
8. Kenalkan memori historismu yang terkait dengan Palestina, baik bersifat umum atau khusus terkait keterlibatan negaramu atau kotamu atau penduduknya dengan Palestina.
Karena hal tersebut bisa menguatkan hubunganmu dengan bumi yang diberkahi.
Siapa yang tidak punya memori tentang Palestina sulit baginya untuk hadir memberikan kontribusi dan dukungan.
9. Berusahalah setiap hari mengurangi ketidaktahuanmu tentang isu utamamu (isu Palestina) dan ketahuilah kedudukannya dalam misi manusia Muslim dan proyek kebangkitan peradaban bagi umat.
Baca juga: Fakta Masjidil Aqsha yang Belum Terungkap
Setelah itu jadikan isu Palestina sebagai prioritas dalam rencana dan visi strategismu.
Karena pemikiran akan berhasil jika didukung keyakinan, pengetahuan dan kemampuan.
10. Kenalilah musuhmu dan strateginya yang digunakan untuk menghadapi individu, masyarakat, wilayah dan negara-negara Muslim.
Bacalah narasinya dan pelajarilah kritik para intelektual dan peneliti, baik dari kalangan Islam atau para pemerhati yang melihat pertarungan dan konflik secara objektif.[Sdz]