QARIN sangat berpengaruh pada diri manusia. Ada yang membisikkan kebaikan, ada pula yang membisikkan keburukan.
Berikut ini lima fakta tentang makhluk Allah bernama Qarin atau qoriin. Yaitu:
Satu, makna Qarin dari segi bahasa.
Qarin berasal dari bahasa Arab yang bersumber langsung dari Al-Qur’an. Arti simpelnya pendamping atau yang selalu menyertai.
Dalam bahasa Arab terdapat banyak kata yang artinya teman atau pendamping, selain qarin. Ada shohib, zawuj, shodiq, dan lainnya.
Namun semua kata itu berada di bawah level Qarin. Contoh, shohib atau shodiq adalah sahabat yang selalu bersama. Tapi meskipun selalu bersama, ia tidak akan tidur bersama. Karena itu tabu.
Begitu pun dengan zawuj yang artinya pasangan suami istri. Kata ini lebih tinggi levelnya dari shohib atau shodiq. Karena zawuj bisa tidur bersama, bisa melihat aurat satu sama lain, hal yang terlarang dilakukan shohib atau shodiq.
Namun, zawuj pun memiliki keterbatasan. Yaitu, meskipun suami istri, ada momen keduanya tidak selalu bersama. Yaitu, ketika salah satunya buang air ke toilet, air kecil apalagi besar.
Sementara Qarin, selalu bersama dalam keadaan apa pun. Termasuk saat yang ditemaninya itu buang air kecil atau besar. Pendek kata, tak ada kegiatan hidup yang tak didampingi.
Dua, Qarin terdiri dari dua jenis makhluk: Jin dan Malaikat.
Qarin yang Allah kuasakan bisa selalu berada bersama manusia terdiri dari dua makhluk: dari malaikat dan jin.
Hal tersebut termaktub dalam Al-Qur’an, Surah Qaf ayat 23 dan 27. Pada ayat 23, Qarin berasal dari Malaikat. “Dan berkata qarinnya (yang dari malaikat), ‘Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.”
Sementara pada ayat 27, Qarin berasal dari jin. “Berkata qarinya (yang dari jin), ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.”
Tiga, Qarin ada yang baik dan ada yang buruk.
Dari poin kedua tersebut, ada Qarin yang baik dan ada yang buruk. Yang baik adalah dari jenis malaikat. Dan yang buruk dari jenis jin atau setan.
Jadi, jangan heran jika ada yang seperti membisikkan ke hati. Ada bisikan yang baik dan ada bisikan yang buruk. Nah, itu karena pembisiknya berasal dari dua makhluk yang bertolak belakang.
Namun begitu, mereka hanya diberikan kuasa Allah untuk membisikkan. Bahasa kerennya, menginspirasi. Bukan mengambil alih akal dan jasad sehingga manusia bisa disetir seperti robot.
Jadi, keputusan akhirnya ada pada diri manusia itu sendiri. Jika imannya kuat, maka Qarin malaikat yang dominan. Tapi jika imannya lemah, maka Qarin dari jin yang menjadi mentor.
Empat, Qarin ada pada semua manusia, termasuk Nabi dan Rasul.
Qarin ada pada diri semua manusia, termasuk Nabi dan Rasul. Jadi, tidak ada pengecualian. Semua manusia pasti ada qarinnya.
Nabi shallallau ‘alaihi wasallam bersabda, “Tak seorang pun di antara kalian kecuali telah ditetapkan Qarin.” Para sahabat bertanya, “Termasuk juga Engkau, ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Termasuk aku. Hanya saja Allah melimpahkan rahmatNya padaku sehingga aku selamat (atau dalam makna yang lain, sehingga si Qarin memeluk Islam).”
Lima, Qarin menetap mulai manusia lahir hingga mati.
Qarin menetap dan selalu menyertai manusia sejak manusia lahir hingga mati. Para ulama memahamkan kita tentang bayi yang nangis saat lahir. Hal ini karena keberadaan Qarin dari jenis jin.
Qarin yang dari jin ini bisa disebut setan. Karena ia selalu membisikkan keburukan. Hanya Qarin pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang disebut ‘aslama’ atau telah masuk Islam.
Ketika manusia wafat, Qarin keluar dari diri manusia. Hal ini karena masing-masing makhluk memiliki ajal yang berbeda, dan ajal mereka selalu Allah panjangnya daripada si manusia yang ditinggalinya.
Para ulama ada yang berpendapat, jika ditemukan semacam ‘penampakan’ orang yang sudah wafat, itu adalah kerjaan dari Qarin dari orang yang sudah wafat itu. Karena si Qarin masih hidup.
Dan, ‘penampakan’ itu sama sekali bukan karena manusia yang telah wafat bisa hidup kembali, menggentayangi yang masih hidup. Wallahu a’lam. [Mh]