ChanelMuslim.com –Setiap keluarga memiliki kisahnya sendiri. Ada seorang Ayah yang ternyata menembak kaki anaknya sendiri sebab sang anak pulang malam, dikira anak tersebut maling. Dan sang ayah kemudian melarikan diri dan sudah diketahui tempat persembunyiannya.
Namun, Komandan Polisi membiarkannya sesaat tampak beliau memahami perasaan sang ayah, yang kemungkinan bukan melarikan diri tapi sedang merenungkan perbuatannya dan juga perbuatan anaknya.
Baca Juga : Persetujuan Penyatuan Keluarga Baru oleh Israel Bawa Harapan Bagi Ribuan Orang Palestina
Ke mana pergi anak kelas 2 SMP pada jam 2-3 malam? Kalau bukan dugem? Hal yang belum pantas dilakukan. Namun dari kisah yang kubaca di koran lama, aku melihat ada hikmah di dalamnya;
1. Seorang Komandan Polisi yang pengertian atas kesedihan seorang ayah.
2. Seorang ayah yang bersedih atas kelakuan anak lelakinya. Hampir semua anak lelaki apalagi bila dia sulung sangat dibanggakan keluarga sehingga menjadi pusat kebanggaan sang ayah untuk meneruskan cita-cita keluarga.
3. Mungkin ayah atau ibunya orang baik sehingga sebelum anak ini bertindak lebih jauh pada kenakalan-kenakalan yang berikut sudah ketahuan duluan. Yang jelas sang anak pasti kaget dan menyesal sekali mendapati kemungkinan ayahnya masuk penjara dan kemungkinan kakinya sendiri disable. Demikianlah cara Allah menolong seseorang untuk tidak berlaku lebih parah dengan menghentikan akses atau kemampuannya agar tidak bersikap lebih parah lagi.
Hanya kita sebagai pembaca atau penonton, sanggupkah kita mengambil fenomena kehidupan di sekitar kita sebagai pembelajaran bukan sebagai sebuah kesombongan dan caci maki.
“Nasib baik, aku nggak punya anak kayak gitu. Semua anak saya mah sopan dan baik-baik.”
“Naudzubillah min dzalik punya anak kayak gitu. Sampai ditembak bapaknya sendiri. Ih…”
“Anak nggak tahu diri. Bagus nggak mati saja dia, malam-malam keluyuran.”
Kemudian diketahui bahwa anak ini baru masuk kamar pukul 9 setelah mengerjakan pe-er di ruangan tengah. Tak heran ketika pukul 2 malam ada yang mengendap masuk rumah dikira sang ayah itu adalah maling.
Bijak dalam bersikap terhadap derita atau musibah orang lain dan tidak usah merasa paling soleh atau tidak usah merasa menjadi keluarga yang paling baik sedunia. Siapa yang tidak ingin anaknya menjadi orang semua? Menikah dengan orang soleh dan punya cucu soleh dan solihah.
Semua juga ingin tapi setiap keluarga tentu saja punya cerita sendiri. Punya kisah sendiri. Kisah keluarga Imran, keluarga cemara, dan lain-lain.
Baca Juga : Kisah Zaid Al-Khair dan Penunggang Kuda
Jaga hati agar tidak merasa paling benar sendiri bukan malah sibuk menghakim derita orang lain. Maka saat ini yang utama adalah kuu anfusakum wa ahlikum naaro. Jaga diri dan keluargamu dari api neraka.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrîm: 66)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: