ChanelMuslim.com – Di zaman serba tidak nyambung. Ya Allah lindungilah Ustaz Mardani Alisera dan keluarganya. Mereka adalah guru-guruku dulu waktu masih di Malaysia. Cuma bedanya mereka pintar. Sementara aku seadanya.
Bismillah.
Perkenalkan saya Siti Oniah, istri dari Bapak Mardani Ali Sera. Pagi ini jam 11 lebih 15 menit kurang lebih. Rumah kami didatangi oleh anak muda laki-laki. Suamiku beserta asisten pribadi setianya sudah di teras rumah. Beliau hendak menuju mobil dan akan pergi menunaikan urusan.
Kepergian suamiku tertahan dengan hadirnya dua pemuda tadi. Kulihat dari ruang tamu, beliau menandatangi surat-surat. Setelah menandatangani surat, senyum dan untaian kata manis diucapkan, “Semoga sukses selalu, Dik.”
Aku penasaran lantas ke luar rumah dan bertanya pada asisten pribadi suami, “Siapa itu, Wan?”
“Polisi, Bu. Kasih surat pemanggilan atas kebohongan Ratna Sarumpaet.”
Dug. Hatiku geram dan emosi. Siapa yang berbohong, siapa yang dilaporkan. Ini polisi kok Jaka sembung naik ojek. Alias gak nyambung Jek. Aku geram juga sama suamiku yang sempat senyum-senyum ketika dikasih surat panggilan dari Polda. Mau aku robek-robek saja tuh surat.
Dengan napas terengah menahan amarah aku semprot juga tuh asisten pribadi suami, “Kamu kok gak bilang-bilang sih kalau itu polisi yang kasih surat panggilan gara-gara RS,” ucapku bersungut.
“Mau ibu damprat tuh polisi,” aku merutuk lagi.
“Masih ada tuh, Bu, kayaknya polisinya di depan rumah,” ucap asisten pribadiku.
Akhirnya dengan semangat 45, aku turunkan dari rumahku yang memiliki banyak tangga.
Alhamdulillah tidak jatuh walaupun turunnya tergesa. Aku kejar dua polisi muda itu.
Setelah sampai di hadapannya. Aku langsung damprat, “Hai… kamu kasih surat pelaporan gara-gara RS ya?”
“Iya, Bu,” jawab keduanya kompak.
“Heh, kamu mengerti gak sih? Siapa yang berbohong, siapa yang mau ditangkap? Dasar polisi ini kerja sama dengan rezim,” ucapku dengan terang-terangan.
“Nanti saja Ibu bicaranya di Polda jangan di sini,” ucap polisi muda itu mencoba sabar menghadapiku. Tentu dia wajib sabar ya. Kalau tuh polisi melawan dengan omelan juga pasti sapu lidi dan sapu lantai yang ada di halamanku sudah aku pentungkan.
Belum puas aku menumpahkan kekesalan, omelanku berlanjut, “Hai polisi, kamu tahu gak? Rumah aku tuh di bom tapi sampai sekarang gak diusut. Gak diapa-apain. Padahal nyawa taruhannya. Dasar polisi gak adil. Aku gak suka,” ucapku sambil menunjuk police line yang masih membentang di kebun samping rumahku.
Dua polisi muda itu tak meladeni omelanku. Merekapun masuk mobil kemudian terdengar derumannya meninggalkan komplek Iqro Pondok Gede. Entah apa yang tersirat di hati mereka. Aku juga gak mau mikirin. Mari semangat semua. Keadilan di negeri ini hanya dongengan belaka.
“Abi, tenang ya. Kalau engkau dipanggil ke Polda aku akan ikut. Aku akan menemani perjuanganmu. Semoga aku gak perlu gebrak-gebrak meja ya,” janji hatiku.
Dengan laporan urusan RS ini kekasihku sedang menyapa kembali agar aku selalu kerap mendesahkan rintih rindu pada-Nya. Agar aku senantiasa merindui dan melekati kalam-Nya dengan kelekatan yang pekat.
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).
Rabbi… segala sesuatu takdir-Mu adalah yang terindah. Ajari aku untuk selalu menemukan keindahan dalam takdirmu.
Pondok Gede 8 Oktober 2019.
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: