ChanelMuslim.com – Perlukah memasukkan anak ke boarding school? Anak lelaki ya sedangkan anak perempuan tidak. Mengapa? Anak lelaki perlu hadapi hidup sebagai petarung dan pemenang. Di boarding, dia akan bertarung dengan selimut hangatnya Lalu melupakan masakan enak ibu, peluk manja ibu dan juga diri serta hatinya.
Belum lagi teman-teman dari berbagai daerah dan karakter. Dia belajar bermasyarakat, plus ustaz yang selalu bicara soal aturan dan disiplin boarding. Anak lelaki saya semuanya masuk pesantren. Bahkan yang ke-3 ketika SMP dan SMU di boarding school.
Anak perempuan memerlukan sosok ibu dan cara untuk begini begitu. Bangun tidur melayani suami, bikin teh, bebenah rumah dan lain-lain. Anak perempuan juga bonding dan melihat ibunya seperti apa. Rill role model at home bukan at pesantren.
Asalkan ibunya selalu mendampingi ketika di rumah. Jangan pagi sampai sore sekolah lalu ketika sampai rumah malah dijemput anak lelaki atau pacarnya untuk pergi ke mall. Jadi, begitu sampai di rumah, ibu menangkapnya. Saya tak habis pikir dengan orang tua yang menyerahkan anak gadisnya pada lelaki yang belum tentu akan menikahi anaknya tapi sudahlah saya malas berdebat.
Di JISc, kami belum buat boarding school girls untuk anak putri karena menjaga anak putri lebih sulit daripada anak putra. Anak putri rentan dari segi jiwa, pematangannya dan juga keamanannya. Andai kata jadi buat pun, sayanya harus nongkrongin 100 persen karena mereka harus punya role model sebagai anak perempuan yang ke depannya akan menjadi seperti apa.
Contoh terbaik anak perempuan adalah ibunya. Baiknya sang ibu yang menjadi ustazahnya. Ustazah dalam segala hal, seperti masak, bersih kamar, melayani ayah, ibadah, beres-beres rumah, berkebun, keuangan dan lain-lain.
Anak saya sendiri yang perempuan pesantren juga tapi tak lama hanya satu tahun. Selebihnya saya kawani ke mana-mana. Baru kemudian saya lepas dan kemungkinan besar sebelum menikah akan saya kawani lagi.
Anak perempuan butuh cerita dan ibu harus jadi tempat cerita. Bapak mengayomi sebelum diberikan pada suaminya kelak tempat dia bercerita dan mendapat pengayoman.
Di JISc hanya ada full day school untuk girls dari pagi hingga petang pukul 07.15 sampai 16.30 WIB. Saya harap ketika pulang segera ditangkap ayah-ibunya dan merasakan kehidupan berkeluarga yang dekat dengan ayah-ibunya.
Terus terang saya ragu buat boarding school girls. Walaupun permintaan amat sangat banyak karena hati kecil saya masih mengatakan, “Anak perempuan sebaiknya dekat dan sangat dekat dengan bundanya bukan dengan ustazahnya.”
Saya tidak mengatakan bahwa boarding school girls itu kurang baik. Hanya beda sudut pandang saja. Tapi sebaiknya anak perempuan dekat pada ibundanya dan keluarganya. Anak lelaki harus pergi merantau. Anak perempuan di rumah.
Tapi kenyataannya, anak saya, lelaki dan perempuan, semuanya merantau. Walaupun saya lebih suka anak perempuan saya dekat dengan saya. Tapi sebetulnya saya meyakini bahwa anak lelaki wajib masuk boarding school dan anak perempuan baiknya di full day school. Saran saya.
Allah berfirman, “Wahai Rabb kami, jadikanlah kami berdua (Nabi Ibrahim dan putranya Ismail) orang-orang yang berserah diri kepada-Mu dan jadikanlah pula keturunan kami sebagai orang-orang yang berserah diri kepada-Mu.” (QS.Al Baqarah: 128)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBB