ChanelMuslim.com – “Ayolah cepat! Lihat teman-temanmu sudah ada di sana, kamu masih sibuk saja dengan tali sepatumu. Kalau tadi bangun lebih cepat kan nggak kayak gini.” Seorang ibu sibuk merepeti anak lelakinya di depan sekolah.
“Kemarin siapa yang masak? Enak banget sayur asemnya. Segar.” Seorang suami menanyakan masakan tadi malam di acara keluarga tepat ketika istrinya meletakkan sup seafood di meja makan.
“Coba lihat rumah mereka semakin tinggi!” kata seorang istri pada suaminya.
“Dia setelah di-PHK, aktif memasarkan barang dagangan ini itu. Ayo dong cari barang apa kek untuk diperdagangkan daripada diam saja.”
“Ibu merasa tenang kalau ada Abangmu. Di mana dia sekarang? Kasih tahu ibu ya kalau dia sudah datang.” Dan anak kedua serta sang mantu tercenung karena jauh-jauh datang menengok ibu di kampung tapi malah ibu mengatakan lebih tenang kalau abangnya yang datang.
“Bangunlah Nak! Sholat malam sebentar. Anak teman ibu di kantor jadi imam shalat malam keluarga. Yah… padahal usianya lebih kecil dari kamu.”
Membandingkan dengan maksud memotivasi sungguh menyakitkan dan tanpa disadari banyak terjadi dimana-mana. Keinginan terpendam yang kemudian tercuat tanpa sadar pada orang di sekitar. Entah anak, pasangan hidup, dan tentu saja membuat yang dibandingkan nggak enak. Dan, bisa jadi malah istri nggak jadi masak, anak nggak jadi shalat malam, suami tambah malas kerja setelah kena PHK, dan anak jadi malas datang ke rumah orang tuanya karena dibanding-bandingkan.
Orang yang dibandingkan akan timbul egonya. Bisa jadi ketika hatinya sakit dan kesal malah menjadi tidak produktif. Bukan memotivasi jadi productive malah jadi destructive
Baiknya mungkin dimotivasi dengan orang yang sudah meninggal. Seperti Rasulullah, para sahabat, ulama, dan tabi’in. Memotivasi dengan memberikan gambaran dan kisah serta fadilah (keutamaan) sehingga mau berbuat karena tahu keutamaannya.
Misal; nanti di Padang Masyar semua orang sibuk mencari tempat bernaung, tapi ada 7 golongan orang yang dinaungi di hari akhir. Menurut Rasululla saw dari Abu Hurairah, salah satunya pemuda yang rajin beribadah ke masjid. So, ke masjid yuk! Daripada mengatakan, “Lihat tuh anak tetangga sebelah rajin banget ke mesjidnya. Nggak kayak kamu mainan game melulu. Shalat cepat-cepat lalu main game lagi.”
Memang benar sih, aku tahu tapi sakitnya di sini.
Renungan pagi di tengah sunyi
DFH; Doa From Home.
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-talk/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
https://www.instagram.com/fifi.jubilea/
Twitter: