MENJENGUKNYA di Surga, oleh: Fifi P. Jubilea. “Anaknya berhasil dapat beasiswa,” ujar salah satu ibu. Dengan kekerasan tapinya, aku tahu sendiri, anaknya pernah diusir dari rumah dipukul dan dibentak-bentak dengan menggelegar, batinku.
Anaknya berhasil jadi ustaz, ke mana-mana bawa mushafnya. Aku tahu ibunya mengantar anaknya ke masjid dengan motor di pagi buta hanya untuk mengejar sholat subuh yang tidak terlambat.
Baca Juga: Adab dan Keutamaan Menjenguk Orang Sakit
Menjenguknya di Surga
“Anaknya berhasil sekarang masuk PTN.” Ya aku tahu bapak dan ibunya juga orang pinter. Diterima di perguruan tinggi negeri bersaing mengalahkan jutaan orang.
Itulah cuplikan-cuplikan di atas dialog suami istri yang kutangkap subuh tadi di masjid Baitusalam.
Aku berjalan kaki pulang di tengah sayup-sayup takbiran dan merenung.
“Apakah anakku berhasil?”
Aku tak tahu, kalau dibanding-bandingkan mungkin tak terbandingkan. Kalau diukur-ukur mungkin tak terukur.
Ukuran siapa?
Aku melihat yang berhasil itu adalah yang berhasil melalui kehidupan di dunia dan menjadi pemenang di akhirat sana.
“Anakku berhasil atau tidak ..?” Jawabnya ada di alam sana…
Ketika dia dinobatkan menjadi manusia sukses dengan all the battles in this dunya. Ketika meraih gelar Khusnul khotimah bukan gelar Pasca Sarjana. Klise? Enggak juga.
Ada orang hebat yang berakhir di penjara pada sisa usianya. Ada orang yang terlihat alim yang akhirnya ketahuan narkoba.
Maka ukuran sukses dari kacamata siapa? Aku memilih kacamata Allah Yang tidak pernah dusta.
Aku menghayal, suatu saat ada yang datang dan mengatakan:
“Anak ibu berhasil ..!” Menyampaikan dengan wajah cerah bersinar-sinar
“Oh ya? Sekarang di mana?” sambil celangak celinguk mencari.
“Di surga Firdaus, menunggu ibu di sana,” seraya menggandeng tanganku dengan hati gegap gempita menjenguk anakku di surga.
Oh aku membayangkan dengan hati seru, untuk itulah aku berpuasa, untuk keberhasilan yang hakiki.
Perjalanan itu masih panjang, demikianlah haji dan umrah itu adalah mengingat pengorbanan Siti Hajar atas kelangsungan hidup anaknya. Ada cinta, ada pengorbanan.
Pengorbanan itu bukanlah seberapa besar dan mahalnya hewan qurban yang kau beli tapi seberapa dalam cinta-Mu pada-Nya. Inilah sejumput keyakinan.
EID MUBARAK, everyone ..
EID MUBARAK love.
~ However, Nothing worth comes easy.
Jakarta, 12 September 2016, Morning Eid. at Janur di tangga.
“Selamat Hari Raya Idul Adha ~ Semoga kita semua bisa berhaji sebelum maut menjemput kita, Aamiin yaa Rabb.”
Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter (X):
https://twitter.com/mamfifi_jisc
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc