Chanelmuslim.com – Kemarin di toko, ketika saya sedang belanja kebutuhan rumah terpikir, “Wah ini sih sama saja kayak membina rumah tangga baru, sebab yang dibeli ya peralatan dasar lagi kayak shampo, sabun dan lain-lain.”
Nah di kala itu, si Ben datang sambil menunjukan mainan terus bilang, “Menurut Umi ini penting nggak? Umi mau nggak? Buat Umi saja deh.”
Lalu dia meletakkan mainan yang dia suka ke dalam keranjang belanja. Seakan itu untuk aku. Bahasa, Ben menggunakan bahasa yang dia pahami bahwa itu penting, itu perlu, pasti Umi nggak akan nolak. Dan Ben berhasil menggunakan bahasa sesuai dengan kemauan dia. Dan aku kabulkan karena dia lucu, baru 4 tahun, kalau 40 tahun pasti aku tolak.
Lain waktu aku nulis, “Harga cabai nggak ngaruh buat aku, aku bisa makan sambal terasi sachet.” Itu kan bahasa kiasan saja, aku gak mungkin dong nulis, “Harga cabai nggak ngaruh, karena aku mampu.”
Baca juga: Melamun di Malam Hari Memikirkan
Takkanlah aku menonjolkan diriku kayak gitu. Tapi bagi sebagian orang berpikirnya, “Ih, Bu Fifi kok makan sambel sachetan kan nggak sehat.”
Aku senyum aja, tapi ah… sudahlah aku malas bahasnya.
Intinya di bahasa, bahasa itu penting untuk mengungkapkan pikiran seseorang. Tergantung dari cara menyampaikannya dan juga yang membacanya. Menurutku hater is always hate. Apapun bahasa yang digunakan, kalau udah nggak suka tetap saja negatif.
Begitu juga dengan bahasa di media. Kadang aku kalau baca berita yang dishare temanku, aku bisa nebak ujung berita itu menjatuhkan atau mengangkat seseorang tergantung dari siapa yang ngeupload dan siapa yang nulis berita itu.
Misalnya, terlihat dari Ahok lover atau Anis lover, dengan melihat siapa yang ngeshare dan tajuk berita dan kemudian ujung kalimatnya, maka seluruhnya ketahuan berita itu menjatuhkan atau memuja.
Kemampuan seseorang menulis, kalau dalam media Islam dikatakan seseorang itu adalah ‘mujahid pena’ bila tulisannya mampu menambah keimanan seseorang/memperjuangkan keadilan dan kemaslahatan umat melalui tulisannya.
Dan dengan tulisan itulah dia mampu menembus dunia, merubah pemikiran dan membolak-balikkan hati. Tapi ya, surga dan nerakamu juga di situ. Di tulisan yang kau sebarkan, apakah berupa fitnah atau bencana. Hati-hati dalam menulis, hati-hati dalam nge-share berita, jangan jadikan jempol ini jadi saksi tambahan di akhirat.
Jangan tambah lagi dosa untuk hal yang gak begitu penting.
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri) . Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (QS. An-Nisa: 83)
Selfreminder terutama buat aku yang tiap hari nulis. Tahun 2017.
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: