ChanelMuslim.com – Guru yang jadi dokter. Cerita lagi ya. Yang mau baca silakan, yang mau bobo ya monggo. Ke pengungsian tidak bisa kita doang. Mesti nebeng para relawan seperti bensin susah dicari jadi harus tahu diri.
Sampai di pengungsian, kami disambut nenek-nenek. Mereka anggap kami kayak cucunya tapi kasian alas tidurnya basah. Susah lah si nenek mau pipis. Jadi daftar belanja kudu ditambah yaitu pampers buat manula.
Kasian beliau tidur kebanjiran pipisnya sendiri. Kalau ada keluarga tidak apa-apa. Yang kasian relawan mesti mengurus yang kayak ginian juga. Mulai dari mayat, orang panik, donatur cerewet sampai nenek-nenek mengompol.
Aku yakin deh Relawan ini pada masuk surga. Aku akan bersaksi di akhirat. Lalu, ketika kami, Tim JPU – JISc Peduli Umat, membawa obat-obatan pada memanggil Ustaz Auf (kepala sekolah Secondary JISc khusus Boys) dengan dokter. Tim medis memang kurang banget.
Pak Kepsek; “Sakit apa, Bu?”
Warga; “Pusing Dok.”
Pak Kepsek; segera mengambil obat pusing memang sudah ditulisin semua obat oleh apoteker dan dokter waktu kita bawa obat-obatan dari Jakarta. Ada yang kedinginan dan masuk angin, kita kasih tolak angin. Ada yang diare dua hari, kita kasih obat diare. Sudah kayak sama nenek sendiri deh. Ada juga yang minta balsam tapi mereka tidak serakah dengan mengambil balsam secukupnya lalu dikembalikan lagi. Intinya saya lihat bukan obat-obatnya tapi perhatian dan usapan kasih sayang.
“Dok, besok datang lagi?” tanya nenek-nenek yang terbaring lemah.
Kami bingung jawabnya. Hanya bisa bilang, “Semoga nenek sehat ya. Banyak istighfar ya, Nek. Dan ingat Allah terus. Berdoa agar semua kembali pulih.”
Ya, bingunglah. Kita semua kan aslinya guru. Dapat jatah ke Palu cuma 3 hari dari yayasan. Itu juga gantian dan pas anak-anak ujian jadi tidak mengganggu KBM sama sekali. Jadi tidak bisa lama-lama di Palu. Hanya bantu-bantu sekedarnya dan menyerahkan langsung bantuan dari Owner dan Yayasan JISc dan JIBBS.
Total 5 hari deh hitung dengan sabtu dan ahad. Mumpung anak-anak pada mid test. Cuzz, kita berangkat. Ada ketua yayasan, owner, kepsek, wakepsek, koordinator manajemen, pimpinan boarding, mantan relawan yang jadi guru dan vice principal. Semua turun mewakili tim JPU, JISc Peduli Umat.
Ada sih saran untuk menyerahkan kepada pihak terkait kayak PKS Peduli, ACT atau Dompet Duafa. Itu sudah kami transfer juga tapi kalau kami salurkan langsung akan lebih terasa situasi dan emosinya serta jadi motivasi untuk menggalang dana bantuan lebih banyak lagi. Kami juga jadi tahu siapa yang bekerja siapa yang hanya nama saja. Dan juga punya cantolan yang jelas dengan tim relawan yang bergerak langsung di lapangan.
Selain latihan untuk para guru agar menjadi pribadi yang peka, terlatih dan peduli. Bisa jadi contoh untuk anak-anak. Ini juga training untuk mereka. Jadi guru harus ada jiwa sosial juga. Care to others gak cuma ngajar saja. Dan yang penting anak-anak tidak terbengkalai. Semua sudah diatur dalam sistem. Don’t worry. Be possitive.
Dari Hudzaifah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang pada pagi harinya hasrat dunianya lebih besar maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barang siapa yang tidak takut kepada Allah maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barang siapa yang tidak perhatian dengan urusan kaum muslimin semuanya maka dia bukan golongan mereka.” (Imam Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 7889).
JISc Peduli Umat (JPU)
JPU atau Humanitarian Care Indonesia
BSM no rek: 7888555336
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: