Bahasa Oleh: Fifi P. Jubilea
Chanelmuslim.com – Kemarin di toko, ketika saya sedang belanja kebutuhan rumah terpikir, “wah ini sih sama aja kayak membina rumahtangga baru, sebab yang di beli ya peralatan dasar lagi kayak shampo, sabun dan lain-lain. Nah dikala itu, si Ben datang sambil menunjukan mainan terus bilang, “menurut Umi ini penting gak? Umi mau gak? Buat umi aja deh.” Lalu dia meletakkan mainan yang dia suka kedalam keranjang belanja. Seakan itu untuk aku.
Bahasa, Ben menggunakan bahasa yang dia pahami bahwa itu penting, itu perlu, pasti umi gak akan nolak. Dan Ben berhasil menggunakan bahasa sesuai dengan kemauan dia. Dan aku kabulkan karena dia lucu, baru 4 tahun, kalau 40 tahun pasti aku tolak.
Baca Juga: Cara Gampang Belajar Bahasa Inggris
Bahasa
Lain waktu aku nulis, “harga cabe gak ngaruh buat aku, aku bisa makan sambal terasi sachet.” Itu kan bahasa kiasan saja, aku gak mungkin dong nulis, “harga cabe gak ngaruh, karena aku mampu.” Takkanlah aku menonjolkan diriku kayak gitu. Tapi bagi sebagian orang berpikirnya, “Ih, bu Fifi kok makan sambel sachetan kan gak sehat.”
Aku senyum aja, tapi ah… sudahlah aku malas bahasnya.
Intinya di bahasa, bahasa itu penting untuk mengungkapkan pikiran seseorang. Tergantung dari cara menyampaikannya dan juga yang membacanya. Menurutku hater is always hate, Apapun bahasa yang digunakan, kalau udah gak suka tetap aja negatif.
Begitu juga dengan bahasa di media. Kadang aku kalau baca berita yang di share temanku, aku bisa nebak ujung berita itu menjatuhkan atau mengangkat seseorang tergantung dari siapa yang ngupload dan siapa yang nulis berita itu. Terlihat dari Ahok lover atau Anis lover, dengan melihat siapa yang nge-share dan tajuk berita dan kemudian ujung kalimatnya, maka seluruh nya ketahuan -berita itu menjatuhkan atau memuja-.
Kemampuan seseorang menulis, kalau dalam media Islam di katakan seseorang itu adalah ‘mujahid pena’ bila tulisannya mampu menambah keimanan seseorang/memperjuangkan keadilan dan kemaslahatan umat melalui tulisannya. Dan dengan tulisan itulah dia mampu menembus dunia, merubah pemikiran dan membolak-balikkan hati.
Tapi ya, surga dan nerakamu juga di situ. Di tulisan yang kau sebarkan, apakah berupa fitnah atau bencana. Hati-hati dalam menulis, hati-hati dalam nge-share berita, jangan jadikan jempol ini jadi saksi tambahan di akhirat.
Jangan tambah lagi dosa untuk hal yang gak begitu penting.
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri) . Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (An-Nisa: 83)
#selfreminder terutama buat aku yg tiap hari nulis. (w)