Chanelmuslim.com – Aku gak bisa berpura-pura tidak berpolitik, juga gak bisa mengatakan aku gak suka politik. Aku suka baca masalah politik, sejak sering keluar negeri dan melihat negeri orang lebih teratur dan bagus. Dan kadang iri karena pemerintahnya kayak ngurusin rakyatnya.
Sampah aja di atur ada warna kuning ada warna hijau. Bahkan anakku aja diatur, pernah ketika pulang sekolah, anakku (waktu itu kelas 3 SD) bilang, “ummi jangan marahin aku lagi ya, nanti aku lapor polisi 4125.” Nomor yang mudah diingat anakku saja diatur oleh negara. Kadang kalau lihat kepala negara suatu tempat lagi pidato dan nampak rakyak kayak mencintainya, aku iri juga. Yaah keirian dan keinginan pingin punya negara dan pemimpin yang begini begitu membuat aku jadi tertarik dengan politik. Ada juga orang yang bilang agama jangan dicampurkan dengan politik.
Baca Juga: Indonesia harus Cermat dalam Sikap Politik Luar Negeri
Aku dan Politik
Ya gak bisalah, onengg… Hampir semua nabi itu adalah pemimpin negara, bahkan yang fenomental kan nabi Jusuf (dari hamba sahaya jadi raja), yang menaklukan dunia tanpa singgasana tapi dengan cinta yaa nabi Muhammad, yang punya singgasana sampai jin pun ikutan yaa nabi Sulaiman, jadi agama dengan politik yaa gak bisa dipisahkan. Abu hurairah r.a berkata : rasulullah saw bersabda : dahulu bani israil selalu dipimpin oleh nabi, tiap mati seorang nabi seorang nabi digantikan oleh nabi lainnya, dan sesudah aku ini tidak ada nabi, dan akan terangkat sepeninggalku beberapa khalifah. Bahkan akan bertambah banyak. Sahabat bertanya: ya rasulullah apakah pesanmu kepada kami? Jawab nabi: tepatilah baiatmu (kontrak politik) pada yang pertama, dan berikan kepada mereka haknya, dan mohonlah kepada allah bagimu, maka allah akan menanya mereka dari hal apa yang diamanatkan dalam memelihara hambanya.
Tapi aku malas berdebat soal politik dengan orang yang gak sepaham sama aku. Namanya pemahaman yaa gak akan bisa diperdebatkan, yang ada hanyalah pengertian. Saling mengerti aja, aku dengan pilihanku dan kamu dengan pilihanmu. Yaa wajarlah kalau kau pilih dia karena kau sepaham dengannya tapi yang gak wajar adalah bila kita jadi pengikut yang malah jadi berantem.
Makanya aku malas debat politik di warung kopi, bikin kopiku dingin sementara hatiku panas. Ok deh dalam berpolitik aku pilih PKS, lepas dari fitnah dan dugaan ini itu, tapi semua orang PKS yang aku kenal baik dan bersih, jujur dan tidak berdusta. Sorry to say kayak aku sendiri, aku pantang ambil uang infaq yatim Palestina yang kadang ditanganku ada ratusan juta, gak akan kuambil satu rupiahpun, bahkan aku nambahin -setahuku orang-orang PKS banyak yang kayak gini, hampir semua-. Kalau kamu tahunya yang sebaliknya mungkin juga kamu kena fitnah media atau salah kenal orang. Salah partai kali…hehehe… Gambar di bawah adalah aku ketika lagi kelaparan di Depok, lalu ada ustadzah yang ngajak aku makan siang dengan para istri gubernur dan istri walikota.
Lalu aku dengan bodohnya nanya, “mbak namanya siapa.” Dan dengan sopannya beliau menjawab, “nama saya mbak Elly, saya istri walikota, kok Fifi lupa sama mbak?” Aku bingung, bakso jadi gak ketelen, di situ aku merasa ‘aku parah,’ kurang gaul, lalu aku dengan pedenya senyum pada wanita anggun disebelah kiriku, “Mbak, mbak Nevy dulu kita selisihan kali waktu di Johor, ketika Bapak Irwan Prayitno tesis Doctoralnya.”
Lalu si mbak cantik isri gubernur (aku lupa lagi, ihhh suka kesel sendiri) bilang begini, “saya Nelly istri gubbernur (mana gitu) yang mbak Fifi maksud bu Nevy kan, itu istri Guberbur Sumbar, itu loh yang tadi kita ketemuan didepan gerbang.” Sejenak speechless.
Alhamdulillah ada yang nawarin teh dan kopi, jadi maluku beralih. Dan aku berjanji, mulai besok aku musti ngenalin nama Guberbur dengan istrinya dan wajahnya dan jangan ada nama yang tertukar ( jangan terlalu pede juga ikutan acara kayak ginian kalau ketemunya orang-orang besar, tapi gayaku kayak orang kecil). Aku ngaku suka politik tapi aku gak kenal nama gubernur dan walikota serta istri-istrinya.
Dan aku pede banget, ikutan makan siang dan senyum-senyum dengan mereka. Lagi-lagi dengan baju unguku yang seri ke-6, hedeuhhhh…(baru nyadar, aku mahh siapa kitu). Aku memang suka mikirin dan siap kerja-kerja besar, tapi aku gak bisa jadi orang besar dan duduk bersama orang besar. Biar Allah lihat kerjaku. Aku di belakang layar aja, tetap dengan baju dan Jilbab unguku. Terimakasih sudah mengundang aku makan siang bersamamu dan maafkan aku atas kurang sopanku buat ibu-ibu istri Gubernur dan Walikota yang cantik-cantik dan solihah serta sederhana. Aku mah siapa kitu, pulang ke rumah kelaparan segera cari nasi padang, hihi…