Chanelmuslim.com – Kulkas di rumah rusak, kayaknya musti di perbaiki dan sekarang lagi cari toko yang mau terima reparasi -tempatnya agak jauh-, dan aku harus nyetir sendiri, gak tahu jalan pula.
“Terus saja mi, kalau please continue at second exit maksudnya setelah round about (putaran) di depan tuh yang kedua dari kiri kita jalan terus…” anakku Syifa menerangkan. Ketika aku sibuk nyetir biasanya Syifa yang jadi navigator, karena jalan-jalan di Perth ini di mataku sama semua, semua jalanan itu sudah tertata rapih saking rapihnya sampai-sampai semua bentuknya sama dan karena negeri ini super individualists country, maka kalau nyasar kita gak bisa tanya orang.
“Mi, kayaknya ummi harus belajar lagi deh untuk lihat map (peta) secara manual, jadi gak depends on GPS saja, kalau baterenya mati ntar ummi gak bisa pulang…. Syifa bicara hati hati. Haha… kayaknya takut menyinggung perasaanku.
“Iyaa, Syif… ummi juga mikir gitu…” Dalam hati, uhh…betapa banyak yang harus di pelajari di dunia ini…
Orang-orang di Perth tuh juga gak tahu jalan, kadang supir taksi gak mau kerja karena GPs nya rusak, soalnya dia gak tahu jalan, gimana mau nganter penumpang kalau gak tahu jalan? GPS tahu kan yaa? Itu lho alat untuk tunjukin jalan ke kiri atau ke kanan, tinggal tulis alamat lalu dia akan bicara sendiri, “turn right into William street, first exit in Elizabeth street -ada juga Jubilee street lho- (mendadak famous…hehe).
Sebetulnya ada 2 topik yang mau dibahas dari cerita diatas…
1) Betapa manusia pada saat ini gak bisa hidup kalau gak ada bantuan technology, kayak supir taxi diatas, gak bisa kerja kalau alat tekhnologynya gak ber fungsi – sempat lho , akhirnya malah kita ( penumpang ) yang nunjukin jalan, harusnya dapat discount yaa?
2) Yaa, setiap hari ada saja yang harus di pelajari yaa… apa saja, bahkan soal baca peta, nyari alamat rumah orang saja harus di pelajari.
Jujur saja ketika saya selesaikan S2 saya 15 tahun lalu (waktu itu kalian umur berapa yaa..), ketika graduation saya langsung mikir “alhamdulillah, udah akhh habis ini gak mau belajar lagi, cukup sudah…” Eh gak tahunya saya mendapati -setiap hari-, setiap waktu bahkan, ada saja hal yang harus dipelajari. Dari satu ilmu ke ilmu berikut dan tiap hari ada saja yang harus; diingat, di fahami, direnungkan …
Mungkin inilah yang di namakan ‘lifelong learning’ (tarbiyah madal hayah), belajar terus seumur hidup kita. Lewat apa saja, lewat halaqah, lewat diskusi, melihat orang, safar lewat baca buku, dan lain-lain.
Hmm.. sebenernya -awesome banget yaa kita- Alhamdulillah…
Al insyiraah ; 7-8
“Maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, maka kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh (Fa idzaa faraghta fan shob) dan hanya kepada Rabb mu hendak lah Engkau berharap.”
Akhirnya tidak pernah berakhir, dari satu ilmu ke ilmu berikut, dari satu urusan ke urusan berikut. Learning? Hm… seems never end.
(In the kitchen, sahur time 23 March 2015)