ARMAND Idrizam kini menjadi bocah yang sedang diperbincangkan di media sosial. Bocah 11 tahun asal Malaysia itu tengah membangun bisnis cokelat dan menapaki tangga kesuksesan, terlebih lagi, ia dikenal baik hati dan dermawan.
Dilansir dari JUICE Online (16/07/2021), Armand sejak kecil tertarik berjualan makanan. Akhirnya pada Agustus 2020, ia membuka pabrik cokelat kecil-kecilan sebagai tempatnya meracik dan membuat produk cokelat rumahan.
Tak hanya sibuk di bagian produksi cokelat, anak lelaki asal Malaysia ini juga mengelola pabrik kecilnya itu dan menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO). Nama perusahaan cokelatnya juga ia buat sendiri, bernama Koko Loko.
Armand dibantu beberapa orang yang tertarik dengan bisnis cokelatnya. Ia pun berhasil mengubah pabrik cokelatnya yang berawal dari rumah, kini beroperasi di tempat komersial.
Salah satu produk buatan Armand yaitu Koko Loko Peanut Butter Spread. Selai kacang ini memiliki varian rasa dari cocoa nibs, cocoa granola, dark chocolate, chocolate trail mix, brownies dan tentu saja cookies.
Bisnis cokelatnya ini terus berkembang. Membuat Armand semakin dermawan, bahkan Koko Loko bekerja sama dengan organisasi non-profit Share and Care Box.
Sebanyak 10% penjualan cokelat milik Armand akan disumbangkan langsung ke masjid Kinarut yang berada tak jauh dari pabrik cokelatnya.
Baca Juga: Kisah Sukses Penjual Baju Keliling, Kini Punya Omset 1,2 Milyar
Kisah Sukses Bocah 11 Tahun Bangun Bisnis Cokelat di Malaysia
Armand tak mematok harga yang mahal untuk produk cokelatnya. Biasanya ia menjual menu paket cokelat dan selai seharga RM 220 (Rp758.000), yang bisa dinikmati banyak orang.
“Semua promo amal ini akan dilangsungkan selama bulan Juli, sekaligus merayakan Hari Cokelat Nasional yang jatuh pada tanggal 7 Juli lalu,” ungkap CEO cilik tersebut.
Selain jago buat cokelat, Armand juga serius dalam membantu orang-orang yang membutuhkan makanan dan bantuan. Ia bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukung semua aktivitasnya.
Ia dan keluarganya memiliki rencana untuk program amal, yaitu bagi anak-anak yang kurang mampu bisa menukarkan sampah plastik dengan cokelat gratis miliknya.
“Saya ingin menjadi ahli cokelat saat dewasa nanti. Mimpi saya ingin memiliki brand cokelat yang populer seperti Milo,” doa Armand.
Meskipun masih terbilang baru di industri cokelat, tapi menurut sang Ibu, Nona Othman, putranya sudah mulai berjualan sosis sejak usianya masih 6 tahun, di kebun milik saudaranya.
“Biasanya anggota keluarga saya akan ikut bepergian dengan saya. Itulah yang membuat kami menemukan Kota Belud, yang merupakan produsen kakao namun belum dikembangkan. Armand langsung tertarik dengan kakao, dan akhirnya mendirikan pabrik cokelatnya sendiri,” pungkas sang ibu dengan bangga.
Kini Armand fokus untuk terus mengembangkan pabrik cokelatnya sekaligus membantu orang-orang di sekitarnya.[ind/detikfood]