KONSEP pengajian ber-ayam atau berhadiah ayam ini dimaksudkan untuk setiap jamaah yang mengikuti kegiatan mengaji akan mendapatkan satu indukan ayam untuk dipelihara.
Sudah lebih dari 8 tahun, Abdul Rusidi berdakwah di pedalaman Kalimantan Selatan. Pria yang berasal dari Pati, Jawa Tengah ini bergabung menjadi Da’i Sahabat Masyarakat (Dasamas) sejak tahun 2015.
Ribuan kilometer jarak yang ditempuh dari tempat asalnya, tidak menyurutkan semangat Abdul Rusidi untuk menyebarkan ilmu agama.
Ustadz Rusidi sapaan akrabnya, rela tinggal di pedalaman dan jauh dari hingar bingar kota besar demi menghidupkan nilai-nilai keagamaan di Desa Pacakan, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Unik! Di Desa Ini Pengajian Ibu-ibu Berhadiah Ayam
Di balik kegigihan Rusidi mencetak generasi qurani di desa binaan, Ia memiliki ide unik untuk mengajak masyarakat sekitar mengikuti kegiatan pengajian bersama, yaitu dengan pengajian “ber-ayam”.
“Jadi, semua jamaah yang hadir nantinya akan mendapat giliran untuk memiliki indukan ayam. Pemberian indukan ayam ini kami harap bisa membantu perekonomian masyarakat juga,” terang Abdul Rusidi.
“Karena beberapa indukan yang diberikan telah beranak pinak sehingga bisa dijual dan terus dikembangkan menjadi usaha di masing-masing keluarga,” tambahnya.
Berkat gagasan uniknya dalam menyiarkan agama Islam, Abdul Rusidi saat ini mampu berdakwah kepada 130 jamaah. Sedangkan untuk santrinya mencapai 213 orang.
Selain menggagas pengajian ber-ayam, Rusidi kini juga diamanahi untuk mengelola Pesantren Asy-Syafiiah di Desa Pacakan.
Baca juga Peduli Lansia, LAZ Al Azhar Jawa Tengah Gelar Layanan Kesehatan Gratis
Pesantren ini dibangun dari gagasan Rusidi melalui sinergi dengan pihak desa, pihak kecamatan, dan seluruh stakeholder yang bersinergi. Melalui pendidikan pesantren, kini anak-anak Desa Pacakan dapat merasakan nikmatnya membaca Al Quran.
Perubahan positif di bidang pendidikan dan keagamaan menjadi salah satu tugas yang dijalankan oleh seorang Dasamas LAZ Al Azhar.
Peran dan fungsinya di tengah masyarakat sebagai penyuluh, mediator, motivator, mobilisator, dan juga coaching dilakukan demi mendorong keberhasilan program pemberdayaan masyarakat agar mandiri baik di bidang pendidikan, perekonomian, kesehatan, maupun keagamaannya.