PADA pertemuan ketiga Sekolah Pemikiran Islam (SPI) di INSISTS, Kalibata, Wido Supraha selaku pengajar mengatakan bahwa tujuan utama dari The Islamic Worldview adalah mengislamisasikan pemikiran agar tidak mudah terpengaruh oleh pemahaman-pemahaman yang menyimpang dari Islam. (Rabu, 16/08/2023)
Mengangkat tema The Worldview of Islam, Founder Sekolah Adab tersebut menjelaskan definisi The Worldview berasal dari bahasa Inggris yang bermakna pandangan dunia, sehingga The Worldview of Islam dapat diartikan sebagai konsepsi dunia atau memandang dunia dengan cara pandang Islam.
“Pada periodisasi dark ages, zaman kegelapan Eropa Katolik dan Yunani berkolaborasi menghasilkan pemikiran yang anti sains serta begitu memusuhi peran wanita. Hal ini terjadi karena asimilasi pemikiran dari Aristoteles yang menurutnya wanita adalah pria yang tidak sempurna. Wanita dipandang sebagai makhluk yang lemah dan pasif. Pemikiran anti sains ini memunculkan kebencian terhadap agama, sehingga terjadi pemisahan antara negara dengan agama di Eropa pada saat itu,” jelas Wido.
Baca Juga: SPI Jakarta: Al-Quran Mengancam Umat Muslim yang Mengikuti Yahudi dan Nasrani
Perlunya Mengislamisasikan Pemikiran melalui The Islamic Worldview
Pemikiran tersebut perlu diislamisasi karena sebagian orang menganggap hal yang sama juga dilakukan dalam ajaran agama Islam.
“Contohnya ketika sholat berjamaah yang menjadi imam yaitu laki-laki dan wanita menjadi makmum (berada di barisan belakang). Padahal dalam pandangan Islam, posisi laki-laki dan wanita dalam pandangan Allah di dunia adalah equal (sama), yang membedakan adalah keimanan atau ketakwaan,” ucap Wido.
Andri, salah satu murid SPI mengatakan The Islamic Worldview sangat bagus dan penting untuk dipelajari oleh setiap muslim.
“Memandang segala sesuatunya di dalam kehidupan berdasarkan perspektif Islam. Contohnya di dalam kehidupan, sebagai seorang muslim kalau mendapat musibah harus bersabar dan kalau mendapat rezeki harus bersyukur,” ujarnya.
Penulis: Fahri Rizalul Ula
[Ln]