ROHIS Politeknik Statistika STIS gelar kajian An-Nisaa’ istimewa.
Acara ini merupakan kajian rutin tahunan yang diadakan rohis tersebut.
Diselenggarakan pada Sabtu (08/06/2024) di Auditorium Polstat STIS, mengundang 2 narasumber, Teh Evhie Rismawaty dan Ustadzah Syifa Nur Fadhilah.
Teh Evhie Rismawaty menyampaikan bahwa nilai seseorang itu tergantung pada apa yang menjadi kekhawatirannya.
“Nilai seseorang tergantung pada apa yang menjadi kekhawatirannya. Itulah mengapa jika seorang perempuan khawatir dengan penampilannya, dia berusaha untuk terus mempercantik dirinya.”
“Tak jarang ada juga saking dia khawatir terhadap penampilan, nekat melakukan operasi plastik untuk mempercantik dirinya. Padahal itu merupakan larangan dari Allah karena mengubah ciptaannya,” jelas Teh Evhie.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tentu sebagai seorang muslimah, tidak mudah rasanya menghadapi kehidupan yang semakin bebas dengan tetap berpegang pada prinsip syariat.
Maka dari itu Teh Evhie menyampaikan untuk tetap menggunakan Islam sebagai standar nilai dalam semua hal.
“Solusinya adalah menggunakan Islam sebagai standar nilai dalam semua hal.”
Manusia memiliki 3 naluri dalam diri masing-masing. Diantaranya baqa’, nau’, dan tadayyun.
Baqa’ adalah naluri untuk mempertahankan eksistensi dan berorientasi pada diri sendiri. Memiliki rasa ingin dihargai, takut, terancam dan lainnya.
Meningkatkan Kualitas Diri Muslimah, Rohis Politeknik Statistika STIS Gelar K-Nisaa Istimewa
Nau’ adalah naluri melangsungkan keturunan, rasa sayang terhadap sesama manusia.
Tadayyun adalah naluri untuk menyucikan sesuatu. Seperti rasa takjub saat melihat sesuatu yang agung ataupun naluri beragama itu sendiri.
Agar dapat terus meningkatkan kualitas diri, seorang muslimah harus tau tujuan hidupnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Baqarah ayat 30.
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Juga Allah berfirman dalam Adz-Dzariyat ayat 56.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ٥٦
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Itulah hakikatnya Allah menciptakan manusia, untuk menjadi khalifah (minimal untuk diri sendiri) dan untuk beribadah kepada-Nya.[Sdz]