ChanelMuslim.com-Zakat saham merupakan inovasi terbaru dari PT Henan Putihrai Sekuritas bekerja sama dengan Baznas selaku pengelola dana. Ini merupakan inovasi yang pertama bukan hanya di Indonesia namun juga di dunia. Zakat saham merupakan alternatif bagi si pelaku usaha yang ingin menzakatkan hartanya tidak hanya secara tunai.
Direksi PT Henan Putihrai Sekuritas Muhammad Yunus mengungkapkan zakat saham ini sangat potensial karena populasi masyarakat Indonesia yang berkembang pesat juga dalam hal yang berkenaan dengan syariah.
“Jadi zakat saham ini sungguh sangat potensial sekali untuk bisa diterima di kalangan masyarakat Indonesia,” ujarnya pada acara TOPIDIKSI (Tongkrong, Ngopi, Diskusi) yang diselenggarakan di Kantor Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), pada Kamis (24/5) di Tebet, Jakarta.
Yunus menambahkan mengenai mekanisme zakat saham, yaitu Pihak pemberi zakat harus mengisi beberapa formulir yang telah disediakan pihak Baznas, kemudian zakat yang telah diterima ditahan maksimal selama 1 tahun sebelum akhirnya dicairkan ke para penerima zakat.
“Semua keputusan apakah zakat saham yang diterima bisa langsung dicairkan atau masih menunggu untuk periode berikutnya adalah pihak Baznas. PT Henan hanya sekadar memberi saran, apakah saham tersebut langsung dicairkan atau di-hold dulu melihat perkembangan market,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Operasional Baznas Wahyu T. Kuncahyo juga menambahkan, dengan adanya zakat saham ini, pihak pengusaha maupun investor lebih mudah lagi berzakat, untuk melakukan sosialisasi.
“Kami melakukan sosialisasi ke beberapa daerah, juga bekerja sama dengan MES untuk memberikan pengetahuan mengenai zakat saham dan juga sangat terbuka untuk para masyarakat yang ingin mengetahui mengenai zakat saham tersebut,” katanya.
Landasan hukum untuk zakat saham yaitu secara ijtihad al-fardiyah (perorangan) maupun lembaga fatwa telah disepakati bahwa hukum mengeluarkan zakat atas kepemilikan saham adalah wajib bagi yang telah mencapai haul/niscaya. Karena saham juga merupakan harta berharga. Namun juga pihak pengelola zakat harus mem-filter mana saja saham yang bisa dizakatkan.
Di Indonesia, kewajiban mengeluarkan zakat perusahaan ini sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Besarnya zakat yang dikeluarkan adalah 2, 5% pertamanya untuk semua perusahaan yang sahamnya sudah bergabung di JII (Jakarta Islamic Indeks) yaitu ada 300 saham. Dari jumlah itu, hanya 30 saham yang bisa dizakatkan karena ketentuan yang mendasar yaitu perusahaan harus bersifat syariah.
Lalu bagaimana dengan perusahaan yang tidak bersifat syariah? Saham mereka tidak bisa diterima sebagai zakat, namun tetap diterima sebagai sedekah. Program Sazadah (shadaqah dan zakat) bertujuan untuk membantu para pelaku usaha dan investor untuk lebih mudah membayar zakat juga meningkatkan antusiasme masyarakat untuk berinvestasi dan berbagi khusus kepada investor syariah.[ind/Desi]