ChanelMuslim.com – Cultivhacktion mengumumkan tiga solusi digital untuk membantu menjawab tantangan sektor pertanian di Indonesia. Gelaran Cultivhacktion, sebuah hackathon dengan topik sektor pertanian yang didukung oleh Kementerian Pertanian dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta diprakarsai oleh TaniHub Group, Kelompok Bank Dunia, dan Microsoft, mengumumkan tiga solusi yang terpilih sebagai pemenang.
Sejak dibuka pada bulan September, hackathon yang diadakan dalam upaya menghadirkan solusi teknologi bagi percepatan digitalisasi ekosistem pertanian di Indonesia ini, mendapatkan antusiasme positif sebagaimana terlihat dari 30 proposal yang diterima.
Proposal-proposal ini mencakup berbagai solusi digital dan rantai nilai (value chain). Dari proposal yang masuk, terpilih sepuluh tim untuk melaju ke babak berikutnya dan menerima mentoring dari para ahli di bidang pertanian, bisnis dan teknologi untuk mengembangkan solusi yang mereka buat, sebelum akhirnya dikerucutkan menjadi tiga pemenang.
Pamitra Wineka, CEO TaniHub Group mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi seluruh upaya yang telah ditunjukkan oleh para peserta dan ingin menyaksikan ide-ide terbaik dapat diaplikasikan menjadi solusi-solusi yang akan membantu para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan usaha tani dan kesejahteraan mereka.
“Di TaniHub Group, kami percaya bahwa setiap orang dapat menciptakan dampak. Dengan visi ‘Agriculture for Everyone’, kami ingin mengakselerasi dampak positif dalam sektor pertanian Indonesia melalui penggunaan teknologi digital.
“Saya berharap Cultivhacktion dapat menginspirasi lebih banyak lagi anak-anak muda untuk menciptakan solusi-solusi baru yang dapat membantu pertanian dan, pada akhirnya, perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” ujarnya.
Baca Juga: “Hackathon” Daya Tarik Pemuda Muslim di London
Cultivhacktion Umumkan Tiga Solusi Digital untuk Membantu Menjawab Tantangan Sektor Pertanian di Indonesia
Adapun ketiga solusi dipilih berdasarkan penilaian atas inovasi, relevansi, implementasi/pelaksanaan, dampak dan keberlanjutan, kolaborasi, manajemen tim, serta penguasaan presentasi.
Ketiga solusi tersebut berupaya menjawab beragam tantangan yang banyak ditemui di sektor pertanian pangan Indonesia, yaitu sebagai berikut.
Teman Pasar (oleh Tim Teman Pasar)
Adalah platform belanja kebutuhan harian, mingguan, maupun bulanan di pasar tradisional terdekat di Indonesia.
Penjual berbagai produk pertanian di pasar tradisional di 512 kabupaten/kota di Indonesia mencapai 12 juta penjual, namun jumlahnya mengalami penurunan sekitar 8% setiap tahun.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh pergeseran kebiasaan pembelian konsumen dari pasar tradisional ke pasar modern dalam 10 tahun terakhir.
Oleh karena itu, Teman Pasar membantu dan memberdayakan para penjual pasar tradisional untuk menjangkau lebih banyak konsumen secara digital, membuka akses permodalan dan perbankan, dan memudahkan suplai produk dari pedagang di pasar induk dan dari petani yang telah berkolaborasi dengan Teman Pasar – sehingga dapat menyelesaikan permasalahan pertanian Indonesia dari hulu hingga hilir.
Penjual yang akrab disapa sebagai Teman Pedagang ini hanya perlu mengunggah kios dan produknya ke aplikasi Teman Pasar, serta meng-update harga terbaru jika ada perubahan harga.
Konsumen kemudian dapat menemukan kios dan produk Teman Pedagang dengan mudah.
Lewat fitur “suka-suka” atau katalog produk pedagang, Teman Pasar menghadirkan pengalaman belanja seperti belanja langsung di pasar.
Setelah konsumen melakukan pembelian, kurir (Teman Antar) akan mengambil barang dan mengantarkan pesanan ke konsumen.
Dr. Tania (oleh Tim Neurafarm)
Adalah platform perlindungan dan pengelolaan tanaman berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat meminimalisasi risiko gagal panen, meningkatkan keuntungan petani kecil, dan mengurangi limbah kimia.
Gagal panen merupakan ancaman bagi ketahanan pangan global dan telah menjadi beban keuangan bagi petani karena mengakibatkan kerugian tahunan sebesar 20-40%.
Dengan Dr. Tania, petani dapat mengelola penyakit pada tanaman dan mencegah gagal panen secara lebih mudah.
Petani cukup mengambil foto tanaman, mendapatkan analisis kondisi tanaman dalam hitungan detik, memperoleh rekomendasi tentang cara merawat tanaman, dan mendapatkan produk yang tepat untuk merawat tanaman.
Selain penyakit, ke depannya Dr. Tania juga akan dapat meningkatkan produktivitas petani melalui pertanian berbasis data dan memberikan informasi berskala besar yang dapat petani gunakan untuk memprediksi hasil panen, merencanakan dan memantau kerja lapangan, memberikan rekomendasi kepada petani di semua tahap pekerjaan, serta memprediksi penyakit tanaman dan munculnya hama.
PemPem (dari Tim PemPem)
Adalah software seluler untuk manajemen rantai pasokan bagi usaha mikro informal di pasar komoditas. Sebanyak 99% usaha di Indonesia adalah usaha mikro, kecil dan menengah.
Banyak di antaranya bergerak di bidang pertanian, dan menyumbang 56% dari Produk Domestik Bruto Indonesia. Kegiatan operasional dan keuangan mereka seringkali tidak dapat diandalkan, tidak terstruktur dan tidak terdokumentasi.
PemPem bertujuan untuk menjawab tantangan ini dengan membantu memfasilitasi akses petani ke pasar secara efisien dan dapat diandalkan.
Aplikasi seluler PemPem menyusun, mengoptimalkan, dan menghubungkan kegiatan operasional, keuangan, serta pengusaha mikro dalam rantai pasokan komoditas; meningkatkan mata pencaharian pengusaha mikro. Solusi PemPem saat ini mencakup sebagai berikut:
1) memungkinkan pembeli memasang harga dan memberikan transparansi harga (memaksimalkan pendapatan dari output),
2) memungkinkan penjual mengunggah penjualan untuk memantau pendapatan dan produktivitas, sementara pembeli juga dapat mencatat pinjaman kepada penjual, serta
3) menyediakan pembayaran digital melalui pembayaran dalam aplikasi dan uang elektronik untuk menjembatani pembayaran digital antara yang memiliki rekening bank dan yang tidak.
Pada tahun 2022, PemPem berencana memperluas layanannya untuk mengoptimalkan kecocokan antara petani kecil dan pembeli, menyediakan akses ke layanan keuangan, dan meresmikan operasi pertanian melalui sertifikasi izin usaha tani (STDB).
Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia mengatakan bahwa solusi-solusi ini menjadi awal bagi masa depan pertanian digital, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Cloud, Machine Learning, dan analitik canggih mampu memberdayakan petani kecil.
Hal ini memungkinkan mereka untuk meningkatkan pendapatan dari hasil panen yang lebih besar, mendukung kesejahteraan komunitas pertanian dan keluarga mereka, serta berkontribusi besar terhadap ekonomi digital Indonesia.
“Ke depannya pun, Microsoft siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju sistem pertanian berbasis data di Indonesia melalui berbagai solusi teknologi kami,” kata Panji.
Dina Umali-Deininger, Practice Manager, Agriculture and Food Global Practice, East Asia and the Pacific, The World Bank mengatakan bahwa untuk memastikan dukungan dan meningkatkan adopsi teknologi digital di bidang pertanian, khususnya oleh para petani berskala kecil, kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta akan memegang peran kunci.
Cultivhacktion ini memberikan contoh bagaimana pemerintah dan sektor swasta dapat bermitra untuk mengembangkan bakat-bakat para pengembang solusi teknologi untuk sektor pertanian di negara ini.
“Kami juga berharap hackathon ini membantu membuka pintu bagi kemitraan pemerintah dan swasta yang lebih besar dan lebih kuat lagi untuk mendukung transformasi digital di sektor pertanian, termasuk dalam membina talenta agri-tech Indonesia,” ujar Dina.
Kelompok Bank Dunia berharap dapat terus bekerja sama dengan para finalis hackathon, serta komunitas agri-tech di negara ini.
Kelompok Bank Dunia, TaniHub Group, Microsoft dan delapan mitra lain akan menyediakan dukungan lebih lanjut kepada para inovator untuk mempertajam solusi-solusi yang ada.
Bersama dengan seluruh mitra yaitu GIZ, Plug and Play, FAO, Institut Pertanian Bogor, Data Science Indonesia, GrowAsia, Planet, dan MDI Ventures, dukungan ini termasuk memfasilitasi akses mereka ke para pemangku kepentingan utama di sektor pertanian dan pangan – seperti pemerintah, petani berskala kecil dan para pemain industri pertanian dan pangan – untuk mempromosikan dan menguji solusi mereka.
Elke Sümnick-Matthaei dan Johanna Braun, Co-Leads of the Digitalization Portfolio of the GIZ Fund for the Promotion of Innovation in Agriculture (i4Ag), menggarisbawahi pentingnya menghubungkan pertanian dengan data untuk dampak melalui Cultivhacktion.
Ia mengatakan, sangat menarik melihat bagaimana hackathon digital ini menyoroti pertanian berbasis data di Jawa Barat dan telah mendorong kaum muda untuk berpilkir out of the box.
“Kami sangat menantikan untuk melihat bagaimana para peserta akan menguji coba solusi inovatif mereka selama beberapa minggu dan bulan ke depan. Kami juga ingin menyampaikan apresiasi kami khususnya kepada Kelompok Bank Dunia, TaniHub Group dan Microsoft yang telah menjadi fasilitator utama dari Cultivhacktion yang diadakan selama beberapa minggu terakhir yang terasa sangat memperkaya ini, dan tentu saja kepada seluruh mitra lain yang turut menyukseskan kegiatan ini,” ungkap Elke.
Baca Juga: Kompetisi Film Cinta Lewat Cerita Timbulkan Semangat Berbahagia
Sekilas tentang Cultivhacktion
Cultivhacktion – berasal berasal dari kombinasi kata cultivate (membudidayakan), hackathon (acara para pegiat teknologi), dan action (tindakan) – yang berupaya menghadirkan solusi teknologi bagi percepatan digitalisasi ekosistem pertanian di Indonesia.
Para inovator diajak untuk mengembangkan solusi yang mencakup tiga area utama:
1) peningkatan produktivitas pertanian serta ketahanan terhadap guncangan, termasuk yang disebabkan oleh iklim;
2) perluasan akses para petani kepada input, pasar, dan sumber daya keuangan; serta
3) dukungan terhadap pengambilan keputusan berbasis data oleh pemerintah.
Didukung oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, hackathon ini diadakan atas kolaborasi antara Kelompok Bank Dunia, TaniHub Group, Microsoft, GIZ, Plug and Play, FAO, IPB University, Data Science Indonesia, GrowAsia, Planet dan MDI Ventures.
Baca Juga: TaniHub Group Gelar Taniversary, Penanda Lima Tahun Melayani Pertanian Indonesia
Sekilas tentang TaniHub Group
TaniHub Group terdiri dari TaniHub, TaniFund, dan TaniSupply dan memiliki visi “Agriculture for Everyone” atau “Pertanian untuk Semua”, yang diwujudkan dengan mempercepat dampak positif dalam sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Agriculture (Pertanian), Technology (Teknologi), dan Social Impact (Dampak Sosial) adalah tiga pilar utama perusahaan dalam menciptakan ekosistem untuk menata ulang sektor pertanian di Indonesia.
TaniHub adalah platform e-commerce B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer) untuk hasil tani, bertujuan untuk menghubungkan petani dengan berbagai jenis usaha serta end-user.
TaniHub didirikan pada pertengahan 2016 oleh sekelompok anak muda yang berkeinginan kuat untuk mendukung petani yang menghadapi kesulitan dalam memasarkan hasil panen mereka.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya TaniHub, para pendiri kemudian melihat bahwa petani tidak hanya membutuhkan akses terhadap pasar, tetapi juga akses terhadap permodalan.
Maka pada 2017, TaniFund pun didirikan sebagai solusi permasalahan pendanaan yang dihadapi petani. Dua tahun kemudian, TaniSupply terlahir untuk mengatasi permasalahan supply chain.
Pada Juni 2021, kami meluncurkan TaniFoundation, sebuah wahana yang menyediakan solusi jangka panjang untuk kesejahteraan petani.
Dengan seluruh upaya tersebut, TaniHub Group berharap dapat mewujudkan cita-cita ketahanan dan kecukupan pangan di Indonesia.
Baca Juga: Bank Dunia Sebut 115 Juta Masyarakat Indonesia Rentan Kembali Miskin
Sekilas tentang Kelompok Bank Dunia
Kelompok Bank Dunia menjalankan peran kunci dalam upaya global untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kemakmuran bersama.
Kelompok Bank Dunia terdiri dari lima lembaga: The World Bank, termasuk the International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) and the International Development Association (IDA); the International Finance Corporation (IFC); the Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA); dan the International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID).
Bekerja sama di lebih dari 100 negara, lembaga-lembaga ini memberikan dukungan pembiayaan, saran, dan solusi lainnya yang memungkinkan negara-negara untuk mengatasi tantangan pembangunan yang paling mendesak.[ind]