TRAUMA sebaiknya jangan dibiarkan mengendap terlalu lama, ya Sahabat ChanelMuslim, karena akan berakibat fatal kepada penderitanya.
Konselor Keluarga Cahyadi Takariawan menjelaskan, trauma adalah tekanan emosional dan psikologis pada umumnya karena kejadian yang tidak menyenangkan atau pengalaman yang berkaitan dengan kekerasan.
Istilah trauma juga bisa digunakan untuk mengacu pada kejadian yang menyebabkan stres berlebih.
Suatu kejadian disebut traumatis apabila menimbulkan stres yang ekstrem dan melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya (Giller,1999).
Seseorang dikatakan memiliki trauma adalah ketika mengalami suatu stres emosional yang besar dan berlebih sehingga orang tersebut tidak bisa mengendalikan perasaan itu sendiri (Kaplan dan Sadock,1997).
Beberapa gejala yang umum adalah mempunyai kenangan menyakitkan yang tidak mudah dilupakan, mimpi buruk berulang akan kejadian traumatis,
dan timbulnya kenangan akan kejadian traumatis ketika melihat hal-hal yang terkait dengan kejadian tersebut.
Dari segi kognitif, kenangan akan kejadian traumatis dapat memicu perasaan cemas, ketakutan berlebih, dan perasaan tertekan (American Psychiatric Association, 2013).
Pada anak-anak gejala trauma dapat berupa kesulitan tidur, perasaan takut ketika harus tidur sendiri, tidak ingin ditinggal sendirian meskipun untuk waktu singkat,
bersikap agresif ketika diajak membahas masa lalu, dan marah secara tiba-tiba.
Baca Juga: Mengatasi Trauma Masa Lalu
Trauma Jangan Dibiarkan, Kenali Penyebabnya
National Child Traumatic Stress Network (NCTSN) menjelaskan berbagai jenis kejadian yang berpotensi menimbulkan trauma, sebagai berikut:
1. Kekerasan dan Pelecehan Seksual
Kejadian akibat tindak kekerasan dan pelecehan seksual dapat meninggalkan trauma mendalam bagi yang mengalaminya. Terlebih bagi anak-anak usia dini, kejadian ini sangat membekas.
2. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik bisa dilakukan orang tua terhadap anak, suami terhadap istri, atau sebaliknya. Dilakukan baik dengan atau tanpa benda tajam, termasuk hukuman fisik yang melampaui batas.
3. Kekerasan Emosional
Trauma akibat kekerasan emosional dapat terjadi karena ungkapan verbal yang melampaui batas, ejekan, hingga hinaan dalam bentuk sumpah-serapah.
Bagi anak-anak, dipicu oleh orang tua yang menuntut terlalu keras, bahkan melebihi kemampuan anaknya.
4. Penelantaran
Penelantaran dapat berupa pengabaian hak-hak anak ketika ia membutuhkan bantuan, termasuk ketika ia sakit.
5. Kecelakaan Serius atau Kesalahan Prosedur Medis
Luka akibat kecelakaan serius atau menjalani prosedur medis yang sangat menyakitkan, dapat menyebabkan trauma mendalam bagi yang mengalaminya.
6. Menyaksikan Kekerasan Sosial atau Menjadi Korbannya
Trauma juga dapat terjadi karena seseorang menjadi saksi kekerasan sosial; seperti tawuran, bentrok antarkomunitas, pemukulan massal, atau pengeroyokan.
7. Kekerasan Sekolah
Kekerasan di sekolah mencakup aktivitas perundungan, geng sekolah, konflik antar-rekan kelas, hingga kematian salah seorang teman.
8. Pemindahan Paksa
Kejadian pemindahan paksa, contohnya anak yang terus berpindah-pindah rumah dan sekolah karena tugas dinas ayahnya; atau para pencari suaka politik karena konflik di negaranya.
9. Perang, Terorisme, dan Kekerasan Politik
Peristiwa perang, terorisme, hingga kekacauan politik dapat mengakibatkan trauma bagi yang mengalaminya.
10. Kematian Orang Terdekat
Orang tua, pengasuh, saudara, hingga orang terdekat yang meninggal dapat meninggalkan bekas kesedihan mendalam bagi kerabat yang ditinggalkan.[ind]
Sumber:
1. Abdul Hadi, Penyebab dan Macam-macam Trauma yang Sering Dialami Manusia, https://tirto.id, 24 Februari 2020
2. Jayne Leonard, What is Trauma? What to Know, https://www.medicalnewstoday.com, 3 Juni 2020
3. Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya, Dakwah Ar-Raniry Press, Aceh, 2016