ChanelMuslim.com – Playing Victim menjadi suatu hal yang berhubungan dengan psikologis. Maksud istilah tersebut adalah kondisi ketika seseorang selalu merasa dirinya menjadi korban. Oleh sebab itu, tidak jarang ia selalu menyalahkan orang lain sebagai penyebab dalam setiap konflik yang terjadi pada dirinya.
Baca Juga: Mencegah Tindak Pidana dengan Shalat
Tidak Semua Konflik Disebabkan oleh Orang Lain
Apabila dipupuk dan berubah menjadi kebiasaan, perilaku ini tentu sangat buruk. Tidak semua konflik atau masalah yang terjadi dalam hidup disebabkan oleh orang lain.
Tidak jarang, masalah tersebut timbul akibat ulah diri sendiri. Namun, karena selalu menyalahkan orang lain, ia tidak melakukan introspeksi diri sehingga masalahnya tidak kunjung selesai.
Dikutip dari The Asian Parent, ada lima tanda-tanda seseorang senang melakukan playing victim.
Pertama, hobi menyalahkan orang lain. Tujuannya adalah untuk membersihkan namanya dari segala macam kesalahan yang ada pada dirinya.
Kedua, mengasihani diri sendiri. Ia selalu merasa bahwa dunia kejam dan dirinya terlalu lemah menghadapinya.
Ia pun membesar-besarkan penderitaan untuk membuat orang lain iba pada dirinya.
Ketiga, lepas tangan terhadap tanggung jawab. Ia akan menumbalkan orang lain atas kegagalan yang dibuat olehnya.
Keempat, ahli memanipulasi. Cara ini membuat lawan bicara mereka terpengaruh sehingga mereka akan mendapat dukungan dari sekitar. Selain itu, ia juga bisa membuat seseorang merasa bersalah.
Kelima, tidak mau mengakui kesalahan. Ia tidak bersedia menghadapi kenyataan bahwa perilakunya membuat orang lain kesal dan merasa tidak nyaman.
Baca Juga: Islamic Relief Turun Tangan Bantu Korban Banjir di British Columbia
Penyebab Playing Victim
Dilansir dari Healthline, penyebab seseorang melakukan perilaku ini adalah bisa jadi karena mengalami trauma masa lalu, pernah dikhianati sehingga sulit percaya orang lain, dan adanya gangguan kepribadian narsistik serta manipulasi.
Dikutip dari klikdokter.com, Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi, Psikolog dari KlikDokter, apabila kita berteman dengan pelaku playing victim dan sedang menjadi orang yang disalahkan, maka periksa dulu semua fakta yang ada.
Jangan sampai ternyata memang benar diri kita yang salah. Apabila ada celah, pelaku playing akan makin menjadi-jadi.
Nantinya, fakta-fakta tersebut bisa kita jadikan pendukung untuk meyakinkan orang bahwa kita tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan oleh pelaku playing victim.
Setelah melihat faktanya, orang lain akhirnya bisa menyadari bahwa si pelaku memang sedang melakukan playing victim.
Ikhsan pun mengingatkan untuk berhenti simpati berlebihan kepada pelaku playing victim. Perhatian hanya akan makin membuatnya besar kepala.
Apabila tidak enak untuk langsung meninggalkannya, cukup dengarkan ceritanya. Tidak perlu memberi respons apapun karena khawatir menyabotase hal tersebut dan memosisikan dirinya menjadi korban. [Cms]