PARKINSON dianggap sebagai salah satu penyakit neurodegeneratif yang mengancam masyarakat Indonesia, yang termasuk dalam kategori negara dengan populasi menua, di mana 13 persen penduduknya berusia lebih dari 60 tahun.
Parkinson diketahui merupakan penyakit yang terjadi akibat proses penuaan pada sistem saraf di otak, di mana produksi zat dopamin menurun hingga 30 persen.
Menurut National Library of Medicine, setiap 1 persen orang berusia di atas 60 tahun terkena Parkinson. Tapi, seiring berjalannya waktu dan umur seseorang, penuaan sistem saraf pun terus mengalami kemunduran dan bisa terjadi mulai pada usia 50, 40, hingga usia 30 tahun.
Baca juga: Jus Buah dan Sayur Sebagai Terapi Berbagai Penyakit
Penyakit Neurodegeneratif yang Menyertai Lansia, Memahami Parkinson
Gejala pada penyakit Parkinson bisa disingkat menjadi akronim TRAP, yakni tremor, rigidity atau kekakuan, akinesia atau gerakan lebih lambat, dan postural instability atau ketidakstabilan postur. Selain gejala di atas, ada yang disebut gejala secara non motorik, seperti susah untuk tidur, gangguan penciuman, gangguan bab, dan susah menelan.
Ketika seseorang terkena penyakit Parkinson, yang pertama dilakukan adalah pergi ke dokter spesialis saraf untuk pengecekan lebih lanjut. Pemberian obat-obatan yang tepat dari dokter akan meningkatkan kualitas hidup seorang pasien menjadi lebih baik.
parkinson merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah. Tapi, dapat diminimalisasikan dengan memperbaiki pola hidup. Seperti mengonsumsi makanan bergizi, air putih yang cukup, buah dan sayur yang alami, serta menjaga lingkungan tetap bersih sehingga kualitas udara di sekitar tetap terjaga dapat membantu seseorang untuk meminimalisir terkena penyakit Parkinson.
Baca juga: Stop Makan Makanan Instan yang Menimbulkan Berbagai Penyakit Degeneratif
Penggunaan teknologi dapat dilakukan untuk membantu penderita parkinson. Saat ini sudah menjadi sebuah tren penggunaan wearable device seperti jam tangan yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengatur kebutuhan seseorang dalam sehari-hari.
Selain penggunaan perangkat wearable, Deep Brain Stimulation (DBS) juga dapat digunakan untuk mencegah kondisi penderita Parkinson semakin memburuk. DBS diterapkan pada tahap awal diagnosis Parkinson untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut dan memaksimalkan manfaat dari alat tersebut.
Sumber: National Library of Medicine
[Vn]