ChanelMuslim.com – Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) D. dr. Diah Setia Utami, Sp.KJ, MARS. menyampaikan lima gambaran masalah psikologis masyarakat yang mengakses swaperiksa web PDSKJI, yang terbesar adalah masalah psikologis dan kecemasan.
“Lebih dari 60 persen responden mengaku mengalami masalah psikologis dan gejala cemas di masa pandemi ini,” ujar dr. Diah pada sesi Webinar dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2020, Rabu (14/10) via daring.
Menurut hasil temuan lapangan dan riset, sebanyak 68% dari 5.661 orang mengalami masalah psikologis dan 32% tidak mengalami masalah psikologis. Kemudian, sebanyak 67,4% dari 2.606 orang yang mengisi swaperiksa mengaku mengalami gejala cemas.
“Kemudian, sebanyak 67,3% dari 2.294 orang mengalami depresi, sebanyak 74,2% dari 761 orang mengalami gejala trauma psikologis, dan ada 68% dari 110 orang yang memiliki pemikiran tentang bunuh diri,” jelas dr. Diah.
“Sejak ditemukan kasus Covid-19 pertama kali, PDSKJI segera meluncurkan Swaperiksa Web guna mencegah kepanikan massal dalam suasana batin yang mencekam, sekaligus untuk membantu masyarakat dalam menangani perasaan tidak nyaman,” ungkap dr. Diah.
Selain dr. Diah, Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Dr. Indria L. Gamayanti, M.Si, Psikolog menyampaikan gambaran masalah psikologis pada masyarakat yang mengakses layanan psikologi klinis selama Covid-19, yaitu terdapat enam masalah psikologis tertinggi.
“Lebih dari 20% mengalami hambatan belajat dan stres umum,” kata Gama.
Dari data yang dikumpulkan, sebanyak 27,2% mengalami hambatan belajar, 23 9% mengalami keluhan stres umum, sebesar 18,9% mengalami keluhan kecemasan, keluhan mood swing sebanyak 9,1%, gangguan kecemasan sebesar 8,8%, dan keluhan somatis sebanyak 4,7%.
“Tim Satgas IPK Indonesia untuk Penanggulangan COVID-19 telah memberikan layanan penanganan psikologis sejak Maret 2020 hingga sekarang, baik melalui layanan tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan, layanan telekonseling, hingga layanan teks,” tambahnya.
Selama masa pandemi, IPK Indonesia melakukan pendataan terkait layanan yang diberikan oleh psikolog klinis sesuai masalah yang dikeluhkan masyarakat dan diagnosis yang diberikan sebagai data konkrit untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa dan langkah penanganan psikologis ke depannya.
Dalam upaya menanggulangi masalah psikologis tertinggi yang ditemukan pada beragam kelompok usia, IPK Indonesia telah menjalin kolaborasi bersama berbagai pihak di antaranya dengan Kwartir Nasional Pramuka dengan Program Pelatihan Dukungan Psikologi Awal untuk membantu masyarakat agar mampu melakukan deteksi dini, penanganan keluhan maupun gangguan psikologis pada tingkat awal; dan memahami kapan dan ke mana harus melakukan rujukan. Di sisi lain, IPK Indonesia siap untuk menerima rujukan kasus-kasus yang memerlukan tindakan professional lebih lanjut.
Dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2020, IPK(Ikatan Psikolog Klinis) Indonesia dan PDSKJI merilis sekaligus mengantisipasi penanganan potensi masalah psikologis akibat beragam tantangan ke depan dalam webinar yang diadakannya bertajuk Peran Psikolog Klinis dan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dalam Mendukung Kesehatan Jiwa Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19.
Webinar ini turut mengundang Keynote Speaker Dr. Siti Khalimah, SpKJ, MARS, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza (P2MKJN), Kementerian Kesehatan RI.
Dr. Siti Khalimah, SpKJ, MARS mengatakan, sejalan dengan tema Hari Kesehatan Jiwa tahun ini, ‘Mental Health for All, Greater Investment-Greater Access. Everyone, Everywhere’, Indonesia mengangkat Subtema: Sehat Jiwa di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi COVID-19 Menuju SDM Unggul, Indonesia Maju.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan komitmen dan kepedulian seluruh komponen masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia sehat jiwa melalui kolaborasi dengan berbagai mitra,” jelasnya.[ind/Camus]