HAJI merupakan kesempatan yang sangat baik bagi jamaah haji untuk singgah sejenak. Sebuah perjalanan spiritual, kesempatan untuk memikirkan hidup dan mengevaluasi masa lalu.
Hal ini bisa dilakukan selama haji dengan meminta Allah untuk mengampuni dosa-dosamu dan merencanakan masa depan yang lurus, bebas dari dosa.
Jadi, haji adalah pemurnian spiritual dan fisik diri.
Perjalanan haji dapat dianggap sebagai program atau perjalanan penyembuhan spiritual dan fisik karena menyentuh aspek yang berbeda dari diri manusia.
Memakai Pakaian yang Sama
Selama haji, peziarah harus mengenakan jenis pakaian khusus yang seragam dan sederhana yang dikenal sebagai pakaian ihram.
Pakaian ihram ini—dua helai kain putih polos tanpa kelim—memiliki pengaruh psikologis yang besar bagi para peziarah.
Setiap Muslim menanggalkan pakaian biasa dan menukarnya dengan pakaian ihram sederhana.
Dengan menanggalkan pakaian biasa, Muslim juga mengesampingkan segala sesuatu yang mewakili pakaian ini;
profesi tercermin dalam seragam tertentu, budaya diwakili dalam cara tertentu, status tercermin dalam kualitas dan harga, dan sebagainya.
Jadi, prajurit itu tidak lagi berseragam militer, petani tidak lagi berbaju petani, dokter dan perawat tidak lagi berjas putih. Semua sama.
Baca Juga: Kematian yang Indah saat Wafat dalam Menunaikan Ibadah Haji
Haji Sebuah Perjalanan Spiritual untuk Kesehatan Mental
Adapun jemaah haji laki-laki, mereka harus menanggalkan segala jenis penutup kepala sebagai simbol mengesampingkan pangkat atau posisi duniawi.
Jadi, tidak ada tempat berlindung bagi manusia kecuali tempat perlindungan iman dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa taala.
Kesamaan penampilan memberi peziarah perasaan semangat yang lebih ringan dan membawa pikiran ke suasana hati yang jauh lebih tinggi;
menjadi terlepas dari semua kemewahan duniawi, materialistis karier, kekayaan, posisi, dan status.
Haji juga merupakan pertemuan besar antara saudara-saudara muslim dari seluruh dunia. Haji juga memberikan contoh hidup yang jelas tentang persaudaraan dalam Islam.
Jadi, haji adalah pengobatan yang sempurna bagi orang yang menderita delusi keagungan.
Terkadang, posisi pemerintahan yang tinggi, atau kekayaan, atau aspek kehidupan materialistis lainnya, membuat orang tersebut merasa dirinya lebih tinggi dari saudara-saudaranya sendiri.
Berhenti Sejenak
Haji juga merupakan kesempatan yang sangat baik bagi banyak peziarah untuk berhenti sejenak.
Perjalanan haji adalah kesempatan untuk memikirkan hidup dan untuk mempertimbangkan atau mengevaluasi masa lalu.
Ini bisa dilakukan selama haji dengan meminta Allah untuk mengampuni dosa-dosamu dan merencanakan masa depan yang lurus, bebas dari dosa.
Perjalanan haji juga dapat mengobati banyak sakit fisik dan penyakit, serta yang spiritual. Aktivitas fisik, seperti tawaf, sa`i, dan berdiri di Gunung `Arafah, meningkatkan daya tahan fisik dan kinerja otot.
Aktivitas fisik ini menurunkan kadar glukosa darah bagi pasien diabetes. Minum cukup air dari Zamzam meningkatkan sistem kemih dan membantu menyingkirkan batu kecil di ureter atau ginjal.
Jadi, haji membersihkan orang dari dalam, seperti wudhu membersihkan tubuh dari luar. Haji adalah pemurnian spiritual dan fisik diri.
Selain itu, perjalanan ini membuat pikiran beristirahat dari memikirkan terlalu banyak hal pada saat yang bersamaan, dan membuat pikiran fokus hanya pada satu ide, yaitu memohon ampun kepada Allah.
Contoh Ketabahan
Haji juga merupakan contoh ketabahan ketika seseorang telah memilih kebenaran yang benar.
Peziarah dalam ritual mereka mengingat Bunda Hajar, ketika Nabi Ibrahim alaihis salam meninggalkannya di lembah kering di Makkah, sendirian dengan bayinya yang baru lahir.
Saat itulah dia bertanya kepadanya, “Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk ini?”
Dia menjawab, “Ya.”
Bunda Hajar hanya mengatakan, “Kalau begitu, Dia tidak akan membuat kita tersesat.”
Kekuatan batin dan keyakinan teguh akan kemampuan dan pemeliharaan Tuhan bagi hamba-hamba-Nya yang menembus dan menguasai hatinya ini ditransmisikan ke hati setiap peziarah sepanjang ritual haji.
Setiap peziarah ingat Bunda Hajar berlari naik turun di antara dua bukit Safa dan Marwah saat dia mencari setetes air untuk anaknya.
Kemudian Allah memberinya pertolongan dan ketabahan-Nya dengan mengalirkan air Zamzam dari bawah kaki bayinya.
Jadi, penegasan keyakinan yang terjadi di dalam hati para peziarah selama ibadah wajib ini adalah karunia ilahi dari Allah Subhanahu wa taala.
Allah Subhanahu wa taala berfirman:
Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim. Dan Allah melakukan apa yang Dia kehendaki. (Quran 14:27)
Dan, dalam ritual ibadah wajib ini, kita melihat umat Islam mengangkat tangan mereka dengan rendah hati memohon kepada Allah Subhanahu wa taala untuk memberi mereka kebutuhan mereka dalam hidup ini.
Jadi, jika mereka kaya, mereka ingat bahwa kekayaan mereka adalah hadiah dari Allah Subhanahu wa taala.
Mengendalikan Keinginan Duniawi
Jamaah haji juga melatih diri tentang kesabaran agar bisa menyelesaikan langkah-langkah haji. Mereka mengangkat tangan, memohon kepada Allah agar diberikan kesabaran.
Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:
… jika kamu bersabar, sesungguhnya itu lebih baik bagi orang yang sabar. (Al-Qur’an 16:126)
Peziarah seharusnya menghabiskan banyak uang selama haji, hanya demi keridhaan Allah.
Hal ini adalah bentuk menjaga diri dari penyakit spiritual seperti keserakahan dan kekikiran.
Allah telah menyinggung penyakit spiritual ini dalam Al-Qur’an dengan mengatakan apa artinya:
Dan perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan ketenteraman jiwa mereka adalah seperti sebuah taman di atas tanah yang tinggi, yang di atasnya turun hujan lebat, maka ia menghasilkan buahnya dua kali lipat, tetapi jika lebat tidak turun hujan, maka hujan ringan (cukup); dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Qur’an 2:265)
Di sini, peziarah Muslim mengatasi penyakit spiritual yang mematikan dan sekali lagi mampu mengendalikan keinginan duniawinya.
Secara singkat, itulah beberapa poin ketika perjalanan haji dapat menjaga kesehatan mental jemaah.[ind]
Sumber: aboutislam