FAKTA menarik tentang cara kerja iri di otak manusia berikut ini disampaikan oleh dr Ida Rochmawati, seorang psikiater, di akun instagram pribadinya @newidapsikiater, beberapa waktu lalu. Dalam tulisan tersebut, dijelaskan bahwa rasa iri merupakan hal wajar terjadi.
Setiap manusia tentu pernah merasakan iri. Namun sejatinya, iri bukan hanya memiliki konotasi yang negatif. Sebab, iri bisa memicu motivasi yang baik selama bisa dikelola dengan baik. Terlebih, manusia memang diciptakan dengan insting untuk berkompetisi.
Tak heran, manusia mempunyai otak yang terus berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan sifat kompetisi ini memicu lahirnya gagasan mengenai keadilan dan empati. Sehingga ketika rasa iri bisa dikelola dengan baik, maka rasa tersebut mampu menjadi energi positif.
Baca juga: Dapatkan Manfaat Luar Biasa dengan Konsumsi 2 Butir Telur
Cara kerja iri dalam otak manusia yakni berada dalam sistem limbik. Sistem limbik merupaka bagian otak yang mengelola emosi dan perasaan. Sehingga terjadi perilaku atau tindakan.
Sistem limbik terdiri dari thalamus, hippocampus, dan amygdala, dan hypothalamus. Meski sistem limbik memproses rasa iri tetapi tetap ada kontrol dari hati nurani, yaitu bagian otak bernama prefrontal cortex.
Prefrontal cortex dapat mengendalikan emosi, moral dan perasaan agar rasa iri menjadi energi positif. Energi positif tersebut menghasilan motivasi untuk berkompetisi, memunculkan gagasan keadilan, dan mengasah empati.
Sementara itu, rasa iri yang tidak mampu dikelola dengan baik akan menjadi energi negatif. Energi negatif tersebut berupa perasaan insecure, rendah diri hingga dengki.
Selain itu, energi itu juga mendorong perilaku menghalalkan segala cara untuk mendapatkan seperti yang diirikan. Dan tentu saja memicu stres berat.
Oleh karena itu, cara kerja iri di otak manusia harus dikelola dengan banyak. Semua pasti bisa dikendalikan jika terus mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. [Wnd]