TERMASUK bisikan setan yaitu agar manusia enggan dan malu bertobat karena merasa dosanya sangatlah banyak. Ia malu sama Allah karena banyak dosa jadi malu untuk meminta ampun kepada Allah.
Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto Wibowo, menjelaskan, dalam hal ini, gangguan setan adalah kecemasan akan masa depan dan kesedihan, kekecewaan dan kemarahan akan masa lalu.
Siapa yang tahu, kalau di masa depan hidup kita miskin, di masa depan tetap saja enggak dapat kerja, tetap saja kekurangan.
Jika kita berkeyakinan masa depan masih miskin, masih kekurangan maka ia akan takut dengan masa depannya. Kenapa mesti takut, gelisah, kawatir seolah-olah kita sudah tahu masa depan.
Sama halnya dengan orang yang kecewa dengan masa lalu, marah dengan masa lalu.
Kenapa ia marah? Karena ia tidak terima dengan masa lalu dan ia ingin sekali mengubahnya, padahal masa lalu tidak pernah bisa diubah.
Yang bisa mengubah siapa? Allah, kita ini seringkali sok tau masa depan maka ayo beristighfarlah, bertobatlah.
Kita bukan Tuhan yang bisa mengetahui masa depan. Kita juga bukan Tuhan yang mampu mengubah masa lalu.
Siapa yang memunculkan kekecewaan, kesedihan dan kemarahan akan masa lalu dan darimana munculnya kekawatiran dan ketakutan di masa depan dari bisikan setan sebagaimana dalam surat An Naas.
Jadi, saat kita terapi masalah sakit fisik atau mental harus menyentuh sisi spiritual. Karena ada setan yang memiliki konstribusi besar pada sakit kita.
Karena yang membisikkan akan kekecewaan masa lalu dan kekawatiran masa depan itu setan. Dan untuk mengusirnya tidak ada yang lain kecuali yang paling utama melalui spiritual.
Karena tugas setan dari dahulu sampai nanti kiamat adalah membuat manusia itu tidak berharga, tidak berdaya, terus didera merasa bersalah.
Jadi, manusia akan menyakiti dirinya sendiri baik atau menyakiti orang lain baik secara fisik atau psikis bahkan bisa sampai melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
Baca Juga: Setan Menjadikan Kita Lupa
Bisikan Setan agar Manusia Malu Bertobat
Ada lagi bisikan setan sehingga manusia enggan dan malu bertobat karena merasa dosanya sangatlah banyak. Ia malu sama Allah karena banyak dosa jadi malu untuk meminta ampun kepada Allah.
Sobat, ini sifat sombong, seolah-olah kita tidak butuh Allah. Sebanyak apa sih dosamu itu. Umar bin Khattab saja bertobat padahal banyak dosa.
Sebanyak apapun dosa kita, seburuk apapun diri kita mintalah kepada Allah. Minimal bertobat dan minta untuk tidak kembali ke jalan dosa.
Setan itu kalau kita belum melakukan dosa, dibisikkan untuk coba-coba melakukannya.
Kalau sudah melakukan dibisikan untuk terus/telanjur berbuat dosa kemudian merasa hina dan tidak pantas bertobat sehingga ia merasa sudah telanjur berbuat dosa.
Salah satu wujud Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang adalah di saat kita berdosa Allah masih menangguhkan hukumannya, menunggu kita bertobat sehingga dosa dihapus.
“Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam!
Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli.
Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. At-Tirmidzi).
Jadi, terapi akan gangguan jin dan juga agar hati kita tenang adalah membaca Surat Al Baqarah 1 katam selama 3 hari.
Kemudian di saat senggang, membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebanyak-banyaknya. Kemudian memperbanyak istighfar, berzikir. Semua itu dilakukan agar hati menjadi tenang.[ind]
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan berjudul Masalah Gangguan Setan.