PERTEMPURAN adalah perlawanan menghadapi suatu hal yang besar dalam hidup.
Adham Syarqawi menjelaskan mengenai pertempuran yang paling sengit.
Percayalah bahwa pertempuran paling sengit yang dihadapi seseorang adalah pertempuran menjaga kejernihan hatinya.
Hidup ini bisa menghancurkan hati. Sebesar apapun kerugianmu, jangan sampai kamu merugi hatimu.
Siapa yang kehilangan hatinya pasti kalah, sekalipun dia memenangkan seluruh dunia.
Wahai kawan, orang beriman di dunia ini ibarat seorang prajurit dalam peperangan.
Dia hanya mengubah posisinya tetapi tidak meninggalkan medan pertempuran.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tidak semua prajurit mampu menghadapi pertempuran sengit.
Tidak ada salahnya mundur dari sebagian pertempuran selama tetap berjuang memenangkan perang di akhir putaran.
Jika kamu pernah melakukan ibadah yang membuatmu bisa berpacu dengan angin, kemudian berangsur surut, maka bukalah jalan ibadah yang lain yang bisa kamu lakukan.
Jika satu pintu menuju Tuhan tertutup di hadapanmu, jangan duduk berpangku tangan. Bukalah pintu baru untuk kamu masuki.
Qiyamul-lail yang tidak bisa terjaga lagi seperti dulu, gantilah dengan sedekah hari ini.
Pertempuran Paling Sengit
Baca juga: Gunung Uhud Jadi Lokasi Pertempuran Kedua Antara Kaum Muslimin dan Quraisy
Puasa sunnah yang sudah sering kamu tinggalkan, gantilah dengan menghafal Al-Qur’an.
Jika jiwa ini tidak sibuk dengan kebenaran, pasti sibuk dengan kebatilan. Karena itu paksalah jiwamu dalam melakukan kebenaran.
Jadilah seperti prajurit terluka yang terus bertahan dan bergerak untuk mencapai lokasi pasukan.
Jangan menyerah karena lukamu, karena penyerahan ini akan membunuhmu.
Wahai kawan, seorang hamba bisa terhalang dari ibadahnya karena dosa yang dilakukannya.
Tetapi berhati-hatilah jangan sampai dosa ini menjadi cambuk di tangan setan.
Ia mencambukmu dengan dosa itu setiap kali kamu ingin melakukan suatu ketaatan. Kalah dalam pertempuran bukan berarti kalah dalam perang.
Rontoknya selembar bulu bukan berarti kematian burung. Jatuhnya satu dahan dari pohon bukan berarti angin telah menang.
Seseorang bisa bersabar dan bertahan, jangan tinggalkan pos perjuanganmu.[Sdz]