ChanelMuslim.com- Mencari jodoh via online memang ngeri-ngeri sedap. Peluangnya begitu banyak. Tapi, risiko bahayanya juga tidak sedikit.
Karena itu, unsur kehati-hatian harus lebih diutamakan dari pengharapan bisa dapat cepat. Hal ini mungkin sejalan dengan kaidah fikih yang menyatakan menjauhi bahaya harus lebih diutamakan daripada keinginan meraih maslahat.
Terlebih lagi jika subjeknya seorang muslimah. Jangankan dikasih judul ‘sedang mencari jodoh’, fotonya tampil saja sudah menjadi pusat perhatian.
Sejumlah tips berikut ini mudah-mudahan bisa membantu. Setidaknya, bisa meminimalisir potensi mudharat yang mungkin muncul dalam dunia online.
Pertama, usahakan untuk mendahulukan proses ke jalur yang amanah. Seperti biro jodoh yang dibentuk oleh organisasi keislaman.
Kalau memang masih belum jelas tentang kesahihan biro jodoh itu, coba cari relasi seperti ustaz, teman, atau siapa saja yang sudah dikenal baik yang bisa memastikannya. Mungkin juga bisa dilihat dari para alumnus yang sudah menceritakan bagaimana perjalanan mereka dalam proses jodoh di situ.
Kedua, berikan biodata yang secukupnya saja. Atau, biodata yang umum. Usahakan tidak memberikan nomor ponsel, alamat lengkap, dan lainnya yang bisa memungkin diri kita mudah ditelepon atau dikunjungi.
Untuk memudahkan komunikasi jika itu diperlukan, cukup lampirkan email. Jika nantinya tidak lagi diperlukan, email bisa diabaikan.
Ketiga, minta pendampingan kepada mahram atau orang yang bisa dipercaya seperti ustaz atau ustazah. Hal ini dimaksudkan agar alur komunikasi tidak terjadi langsung antar dua calon. Tapi, melalui pihak ketiga yang bisa memberikan nasihat atau pengawasan.
Keempat, jangan ragu untuk memutus komunikasi atau relasi jika dirasa ada kecurigaan dari pihak penyelenggara biro jodoh atau calon yang bersangkutan.
Ciri-ciri yang mencurigakan itu antara lain permintaan dari calon tentang nomor ponsel, alamat, atau data spesifik lainnya. Kecuali jika itu dilakukan melalui pihak ketiga setelah dilakukan mediasi yang intens.
Itu pun setelah jelas siapa sang calon, bagaimana sikap keluarganya, dan seperti apa keseriusannya. Salah satu tanda keseriusan adalah adanya rencana untuk melamar yang didampingi pihak keluarga calon.
Kelima, lebih baik mendahulukan sikap curiga kepada calon, baru kemudian mendapatkan kepastian baiknya. Daripada mendahulukan baik sangka, baru setelah itu terlihat niat busuknya. Karena jika itu yang terjadi, berarti sudah ada penyesalan dari pihak wanita.
Salah satu bentuk kecurigaan itu adalah adanya upaya check and recheck terhadap calon. Mungkin juga tentang keakuratan biodata, termasuk fotonya.
Keenam, jangan lupa pasang niat semata-mata mencari ridha Allah. Perbanyak doa agar bisa dimudahkan. Tundukan pandangan dengan tidak terbuai dengan foto wajah calon. Utamakan menilai keshalehannya daripada penampilannya. [Mh]