DUNIA mistik sudah ada sejak lama. Ada yang disebut sihir, dukun (kahin), dan peramal (‘arofaa).
Mistik adalah hal gaib yang di luar jangkauan nalar manusia. Dari definisi ini, agama juga mengenalkan hal-hal gaib yang harus diimani.
Bisa dibilang, hal gaib mungkin jauh lebih besar cakupannya daripada yang nyata. Hal ini karena manusia memiliki keterbatasan. Bahkan dalam tubuh manusia itu sendiri, banyak hal gaib yang tidak disadari. Antara lain, dunia hati, ruh, jiwa, dan lainnya.
Namun, perkembangannya hal gaib mengalami pengecilan makna. Gaib seolah hanya berhubungan dengan dunia makhluk halus, jin, atau setan.
Tentang Sihir
Sihir adalah kemampuan manusia untuk ‘mengendalikan’ sesuatu melalui mistik, paranormal, dan supranatural.
Makna sihir secara syariat menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah adalah gabungan dari berbagai roh jahat (atau setan) serta interaksi dengan berbagai kekuatan alam.
Sihir juga kerjasama antara tukang sihir dengan setan. Kerjasama itu melalui ikatan: tukang sihir memperoleh ‘kekuatan’ sementara setan bisa memberikan kesesatan kepada manusia.
Medianya bisa macam-macam. Misalnya melalui jampi-jampi atau mantra, benda-benda atau hewan yang dijadikan perantara, dan sebagainya.
Sihir bisa membuat objek yang dituju menjadi sakit atau sengsara. Bisa juga menjadikan suami istri berpisah. Dan hal-hal jahat lainnya.
Sihir dikenal umat manusia sejak zaman Nabi Musa alaihissalam. Yaitu ketika terjadi pertempuran antara tukang-tukang sihir Firaun dengan mukjizat Nabi Musa.
Tentang Dukun
Istilah dukun dalam bahasa Indonesia sebenarnya merujuk pada pengobatan tradisional. Antara lain, dukun beranak atau ahli persalinan, dukun urut atau ahli urut, dan dukun sunat atau ahli khitan.
Namun perkembangannya kata yang sebenarnya netral ini menjadi buruk karena mengalami penyimpangan makna. Yaitu, dukun dimaksudkan menjadi orang yang memiliki kekuatan gaib yang bisa menyembuhkan, mengetahui hal gaib (dunia setan), dan lainnya.
Belakangan di zaman modern saat ini, dukun menjadi profesi yang ‘manipulatif’. Artinya, lebih banyak melakukan penipuan yang berkedok hal gaib.
Contoh, dukun pelet, dukun santet, pengganda uang, dan lainnya.
Tentang ‘Arofaa (Peramal)
Dunia peramal sudah dikenal jauh sebelum dunia sihir. Yaitu, sekitar di masa Nabi Ibrahim alaihissalam. Di masa itu, sudah ada yang meramal akan datangnya seorang pemuda yang akan menumbangkan kerajaan Namruz di kawasan Babilonia.
Saat ini, dunia peramal menyatu dengan dunia dukun. Peramal seolah mengetahui hal gaib yang belum terjadi.
Di masa sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hal itu mungkin terjadi. Karena setan kerap menguntit kabar dari langit. Sedikit yang ia tahu, tapi dikarang-karang seolah menjadi banyak.
Tapi setelah masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, hal tersebut tidak bisa lagi dilakukan. Karena ada malaikat yang khusus menjaga. (QS. A-Rahman: 35)
Perkembangan saat ini, baik sihir, dukun, dan peramal umumnya menyatu dalam satu profesi informal. Yaitu apa yang biasa disebut dengan dukun atau paranormal. [Mh]