MAKNA hijrah tak sekadar pindah. Hijrah juga bermakna berubah. Berubah dari buruk ke baik. Berubah dari jahiliyah ke Islam. Dan berubah untuk meraih bahagia.
Tak lama lagi umat Islam dunia akan kedatangan tahun baru. Yaitu, tahun baru Islam yang pada 1 Muharam nanti sudah tiba di angka 1444.
Makna Hijrah
Tahun baru Islam ini sarat dengan nilai perjuangan. Ditentukan momen hijrah sebagai titik nol tahun baru Islam mengingatkan kita tentang tiga hal: dakwah, jihad, dan perubahan.
Dari sisi dakwah, hijrah merupakan buah perjuangan dakwah Rasulullah dan para sahabat generasi awal. Tiga belas tahun mereka berjibaku mengenalkan Islam ke Arab dan dunia.
Jadi, hijrah bukan karena Rasulullah dan para sahabat terusir dari Mekah. Tapi karena Allah ‘menantang’ generasi awal itu untuk meluaskan sayap dakwah mereka ke penjuru dunia melalui Madinah.
Bermakna jihad karena momen hijrah memisahkan dua periode besar dakwah Rasulullah. Periode dakwah tanpa senjata, dan periode dakwah yang dilengkapi dengan kekuatan senjata. Setelah momen ini bermunculan nama-nama peperangan: Badar, Uhud, Tabuk, Khandak, dan lain-lain.
Sementara makna perubahan adalah penegasan secara terang-benderang bahwa Islam mengajak umat manusia untuk meraih bahagia bersama Islam. Tidak ada paksaan untuk memeluk Islam.
Tanpa Islam, manusia sulit meraih bahagia secara lahir dan batin. Dan mustahil pula akan meraih bahagia di akhirat kelak.
Hijrah dan Momen Perubahan Diri
Untuk bisa maju harus ada langkah awal. Inilah langkah besar karena seseorang ingin melakukan perubahan.
Misalnya, seorang muslimah yang tahu bahwa menutup aurat itu wajib, tapi begitu berat untuk mencobanya. Ia butuh momen besar untuk menyatakan bahwa dirinya telah berhijrah.
Ada juga orang yang pernah terjerumus dalam kubangan dosa. Hidayah menerangi hatinya dan ia pun bertaubat. Ia berhijrah dari lingkungan lama yang ‘kotor’ ke lingkungan baru yang ‘bersih’.
Apa akan ada tantangan dan hambatan? Tentu saja. Di situlah seninya sebuah perjuangan. Ibarat wisata ke puncak gunung dengan jalan yang selalu mendaki, begitu pun dengan hijrah.
Tapi jangan berkeluh kesah. Karena jauh di puncak sana akan terhampar keindahan nan mempesona. Kita menjadi sangat tinggi, sementara sekelilingnya tampak begitu kecil.
Jadi, tunggu apa lagi? Selagi ada momen hijrah yang lebih pas dan sarat nilai sejarah, mulailah perubahan besar yang kita bisa. Insya Allah perubahan menuju tempat bahagia: dunia dan akhirat. [Mh]