ChanelMuslim.com- Pandemi Corona yang melanda seluruh dunia, membawa hikmah tersendiri bagi dokter gigi Carissa Grani. Ia memutuskan untuk memeluk agama Islam pada 15 Maret 2020.
Dalam wawancara di kanal Youtube Rasil TV, Carissa menceritakan perjalanan dirinya menjadi mualaf.
Alumni Universitas Indonesia (UI) ini pun mengaku tak pernah sedikitpun terpikir untuk masuk Islam.
Diketahui dokter Carissa merupakan pelayan Tuhan lantaran suaminya adalah pendeta.
“Langsung kayak mau nangis ya, karena memang apa yang terjadi dalam hidup kita itu memang sudah tertulis dalam lauhul mahfuz, itu saya baru tahu juga setelah kembali ke fitrah Islam ini,” ungkap dokter Carisssa Grani dalam wawancara yang disiarkan di kanal Youtube Rasil TV, Sabtu, (17/04/2021).
Diakui oleh dokter gigi tersebut, dirinya tak menyangka akan masuk Islam.
“Dengan latar belakang keluarga saya seperti itu, kemudian latar belakang pendidikan sekolah, kemudian dari suku juga mayoritas non muslim,” jelasnya.
Baca Juga : Keluarga Miskin Patuh Prokes Tapi Paling Terdampak Pandemi
Pandemi Corona Membawa Drg. Carissa Masuk Islam
Perjalanan drg. Carissa mengenal Islam terjadi di awal pandemi 2020. Saat itu, pemerintah menggaungkan untuk selalu memakai masker, social distancing dan juga tak boleh bersentuhan.
“Itu kan kita mulai digalakkan untuk pakai masker, sering cuci tangan, terus nggak boleh jabat tangan,” ungkapnya.
“Entah kenapa saya berpikirnya saat itu kayak melihat wanita muslimah yang jaga wudhu. Dulu orang kantor ada yang sudah wudhu nggak mau salaman,” tutur drg. Carissa.
Sampai drg. Carissa berpikir bahwa ini ajaran agama yang sangat baik, apalagi dia berlatar belakang medis.
“Saya melihat secara ilmiah bisa dibuktikan, tapi secara ajaran agamanya masuk. Berawal dari situ dan kenapa gerakan shalatnya jarinya harus ditekan. Dan ada pertentangan dalam diri kok doanya diulang-ulang. Saya mikirnya begitu,” ujarnya.
Selain itu, Carissa juga mempertanyakan sujud saat shalat itu di lantai, padahal lantai kotor. Namun, setelah ia cermati mendalam, ternyata shalat di lantai itu bermakna manusia di hadapan Allah itu sama status derajatnya.
Setiap ada keraguan dalam ajaran agama Islam, drg. Carissa berusaha menemukan jawabannya, keraguan itu menurutnya selalu terjawab. Hatinya pun merasa lebih mantap mengenal Islam.
Pandemi mendatangkan hikmah yang luar biasa
Sampai akhirnya, selama dua pekan, drg. Carissa tidak beribadah (datang ke Gereja) akhirnya memutuskan untuk meninggalkan keyakinan lamanya.
“Nggak bisa nih, saya harus ngalah, harus salah satu, saya pikir gitu,” akui Carissa.
Akhirnya Carissa memutuskan untuk menceritakan kegelisahannya terhadap temannya yang beragama Islam.
Kemudian, teman Carissa menyarankan dirinya untuk datang ke Mualaf Center di Jakarta Barat.
Ketika datang ke Mualaf Center, drg. Carissa bertanya mengenai kalimat syahadat.
“Percaya kalau Allah itu Esa, percaya Muhammad itu utusan Allah? Saya bilang percaya. Ya sudah, itu isinya syahadat. Saat itu juga, saya mengucapkan syahadat. Nggak ada mikir bagaimana-bagaimana. Azan Dzuhur saya dibimbing untuk shalat,” terangnya.
Setelah mengucapkan kalimat syahadat, drg. Carissa mencari mukena untuk shalat Ashar. Dia juga menonton YouTube agar bisa mengetahui bacaan shalat.
Ia mulai belajar shalat dan menghafal bacaan shalat.
Ia juga belajar dengan teman sesama muslim wanita di kantornya.
Dan bagi drg. Carissa, pandemi Corona ini mendatangkan hikmah yang luar biasa untuknya.[Ind/Wld].