ChanelMuslim.com–Tahun ini, Vanilla Hijab kembali menyelenggarakan Annual Show 2019 yang bertempat di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Brand busana muslim yang didirikan oleh seorang mahasiswi Perminyakan Atina Maulia ini
banyak mendapat respon baik dari para pelanggan, masyarakat hingga para artis. Annual Show 2019 kali ini berbeda dengan sebelumnya karena semua hiasan yang terpampang adalah handmade atau hasil karya dari Founder, CEO bahkan sampai para karyawan.
Annual Show 2019 ini bertemakan “menyapa senja” memiliki makna dan arti tersendiri. Menyapa senja sebagai bentuk refleksi Annual Show 2016 pertama kali yang bertema senja.
“Nah biasanya orang kalau senja kan waktunya istirahat dan merenungkan: Sudah bersyukurkah hari ini? Sama halnya seperti tema kali ini untuk menyapa atau merefleksi sejauh mana perjuangan Vanilla Hijab sampai saat ini, dari awal mula terbentuk hingga sekarang sebagai evaluasi ke depannya lagi,” ujar Founder Vanilla Hijab, Tina Maulia.
[gambar1]
Busana muslim yang nyaman, modis, harga terjangkau namun tetap memenuhi syariat agama adalah pilihan untuk para muslimah dalam mengenakannya sebagai daily dress. Apalagi busana dengan sentuhan warna dan berbagai motif yang kekinian sangat menarik dan cocok untuk semua kalangan dari remaja hingga dewasa. Dengan dominasi warna pastel yang lembut dengan kombinasi warna tua merupakan ciri khas dari brand muslim online terbesar di Indonesia dengan 1,2 juta followers Instagram.
Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan, Vanilla Hijab tampil dengan 30 koleksi terbarunya.
Selain industri fashion, bisnis Vanilla Hijab juga berkembang.
“Di samping Annual Show yang kita selenggarakan juga terdapat strategi dalam berbisnis, yaitu acara setiap tahun ini bagaimana caranya produk yang kita keluarkan menarik minat konsumen. Berbagai cara kami lakukan, yaitu mengadakan undian umrah setiap tahun di acara ini, ada juga event, workshop dan kajian,” jelas CEO Vanilla Hijab, Intan.
Dalam pemaparannya, secara tidak langsung, Intan membagikan tips dan triknya dalam strategi berbisnis fashion busana dan hijab. Salah satunya yaitu bertemu langsung dengan konsumen melalui event atau kajian dan workshop untuk menampung keluh kesah dan masukan dari para konsumen untuk menjadi bahan evaluasi.
”Berani ngambil resiko untuk mengeluarkan produk yang baru dan mengikuti tren masa kini dan menyesuaikan kebutuhan konsumen saat ini. Mulai berinovasi memainkan bahan yang kalau kena helm hijabnya tetep tegak dan pas kena hujan enggak kelihatan basah atau transparan,” jelas Intan.
Online hijab dan clothing line muslim yang berawal dari 1 tukang jahit keliling dan sekarang menjadi 75 karyawan. Dalam prosesnya yang sekarang Vanilla Hijab juga tidak menjalankannya semulus yang dibayangkan. Namun dengan berbagai tantangan masa kini di dunia fashion yaitu soal plagiat barang produksinya bisa mengurangi minat konsumen.
“Plagiat itu memang banyak dan pasti ada di dunia fashion jadi kita tidak bisa menyalahkan. Fashion itu recycle yang sudah padam kini muncul kembali degan model yang lebih modis pastinya seperti rok umbrella dan rok prisket juga masih banyak yang lainnya,” tutur Tina Maulia.
Di balik suksesnya Vanilla Hijab dengan fashion dan bisnisnya, Tina mengakui bahwa business not only about money.
“Jadi selama seseorang berusaha, Allah enggak bakal pernah tidur untuk memberi rezeki dan kesuksesan. Dan pastinya, usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Sebuah harapan besar dari Founder Vanilla Hijab ini bahwa Vanilla Hijab dapat membawa perubahan bersama konsumen dan membawa impact yang baik untuk dunia bukan sebagai tempat jualan hijab dan online shop saja, namun sebagai agen perubahan untuk kebaikan: the world to be a better place.[ind/Farah]